-
Kasus Covid-19 di Indonesia Bertambah 329 Hari Ini
49 menit lalu -
Indonesia Siap Kembali Membawa Gelar Juara di Madrid Spain Masters 2023, Mulai Besok! LIVE Hanya di iNews, New Home of Badminton
59 menit lalu -
Elektabilitas Erick Thohir Perlahan Naik, Zulhas: Jaga Kinerja!
32 menit lalu -
Pemasangan Mahkota Tuga Pancakarsa Senilai Rp500 Juta Akan Dilakukan Setelah Lebaran 2023
43 menit lalu -
Biodata dan Agama I Wayan Koster Gubernur Bali yang Tolak Timnas Israel U-20 Bertanding di Pulau Bali
26 menit lalu -
Pemprov Banten Adakan Mudik Gratis, Buruan Daftar
59 menit lalu -
Airlangga Hartarto Berbicara 4 Mata dengan Surya Paloh, Ini yang Dibahas
44 menit lalu -
KPK Proses Dugaan Korupsi Kouta Rokok Kena Cukai di Kepri
31 menit lalu -
5 Pembalap Terbaik MotoGP di Yamaha Sepanjang Masa, Nomor 1 Valentino Rossi
39 menit lalu -
RI Cari Akses Keuangan UMKM di Pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral Asean
35 menit lalu -
Wexposure dan Abiel Atan Rilis Salma Jatuh Cinta: Akhir Dari Senja
59 menit lalu -
Alhamdulillah, Indra Mendapat Bantuan dari Pemprov Sumbar
36 menit lalu
Jokowi Singgung Kasus Harta Orang Terkaya Asia Raib Rp1.800 Triliun Bikin Ekonomi India 'Sakit'

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kasus yang menimpa Adani Group, perusahaan milik orang terkaya di India sekaligus di Asia, Gautam Adani.
Gautam Adani kehilangan harta kekayaan hingga USD120 miliar atau setara Rp1.800 triliun akibat laporan Hindenburg Research yang dirilis pada 24 Januari 2023.
"Hati-hati ada peristiwa besar minggu kemaren Adani di India. Makronya negara bagus, mikronya ada masalah. Mikro hanya 1 perusahaan, Adani. kehilangan USD120 billion, hilang. Langsung dirupiahkan Rp1.800 triliun. Hati-hati mengenai ini," kata Jokowi di Jakarta, Senin (6/2/2023).
BACA JUGA:Daftar 10 Orang Terkaya India 2022, Gautam Adani Juaranya Berharta Rp2.304 Triliun
Jokowi menekankan pentingnya pengawasan oleh OJK agar tidak kejadian seperti Adani Group. Peristiwa Adani, katanya, telah menghilangkan seperempat PDB India.
"Pengawasan pengawasan pengawasan. Jangan sampai ada yang lolos seperti itu karena goreng-gorengan Rp1.800 triliun. Itu seperempatnya PDB India hilang, yang terjadi apa? capital outflow. Semua keluar, Rupee jatoh. Hati-hati mengenai ini, padahal kondisi makronya bagus," ungkap Jokowi.
Untuk itu, Jokowi meminta pengawasan terhadap produk jasa keuangan seperti asuransi, pinjaman online, investasi, hingga biro haji dan umrah semakin ditingkatkan. Hal itu dilakukan agar masyarakat tak lagi menjadi korban dan mengalami kerugian.