-
PUBG Mobile Kembangkan Versi Baru 1.2 Update
43 menit lalu -
Komjen Listyo Diprediksi Bakal Mulus Lewati Uji Kelayakan
43 menit lalu -
Sayang Tunangan, Begini Cara Cristiano Ronaldo Manjakan Georgina Rodriguez
38 menit lalu -
Bursa 20 Januari 2021: Saham BMRI dan ICBP Direkomendasi
43 menit lalu -
Mulai Hari Ini 3 Zodiak Banjir Rezeki, Duit Mengalir Tanpa Henti
58 menit lalu -
Karaokean di Mobil, Wika Salim Pamer Body Goals Bikin Netizen Salah Fokus
57 menit lalu -
Setelah 30 Bulan Bergabung, Egy Maulana Akhirnya Cetak Gol untuk Lechia Gdansk
40 menit lalu -
Ganda Putra Denmark Akui Kemenangan Leo/Daniel di Thailand Open 2021
42 menit lalu -
Ungkap Jaringan Sindikat Narkoba, BNN Sita 53 Kg Sabu
23 menit lalu -
Kapal Bermuatan 26 Ton Kelapa Sawit Tenggelam Dihantam Ombak
19 menit lalu -
Prediksi: FC Augsburg vs Bayern Munich
18 menit lalu -
Geram dengan kelakuan Rizieq, Eks Kader Demokrat Bilang....
13 menit lalu
Jurus Red Hat Akselerasi Digital Perusahaan Asia

Jakarta - Tantangan yang dihadapi sebagian besar organisasi dalam perjalanan transformasi digital adalah sering untuk membuat keputusan yang tepat ketika datang untuk berinvestasi dalam teknologi yang tepat.
Lebih sering daripada tidak, organisasi berkonsultasi dengan berbagai vendor dan diberikan segudang layanan dan solusi untuk dipilih. Dari solusi sederhana untuk mengotomatisasi proses hingga teknologi berbasis AI yang rumit yang membutuhkan keterampilan yang tidak ada dalam organisasi.
Ketidakcocokan keterampilan dan teknologi dalam organisasi cenderung melihat banyak perusahaan berjuang setelah memulai perjalanan digital mereka.
Untuk mengatasi ini, mereka pada akhirnya akan berinvestasi lebih banyak layanan dan solusi atau bahkan akhirnya menghasilkan lebih banyak bakat untuk bekerja dengan teknologi yang telah mereka investasikan.
Menurut John Allessio, Senior Vice President and General Manager of Global Services, Red Hat, Perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik menyadari perlunya menanamkan inovasi ke dalam DNA perusahaan mereka. Dengan demikian, mereka akan dapat mendorong pertumbuhan dan menangani tantangan tidak terduga di masa depan secara lebih efektif.
"Kami senang dapat membantu perusahaan enterprise dalam mengadopsi pendekatan terbuka Red Hat untuk membangun tim berkinerja tinggi dan mandiri yang dapat membantu perusahaan dalam mengatasi perubahan dengan cara yang lincah dan menangkap peluang-peluang baru," ujar John Allesion di Jakarta, baru-baru ini.
Untuk itulah hadirnya Open Innovation Labs Red Hat yang dirancang untuk menyediakan lingkungan immersive kolaboratif, bergaya residensi yang mempromosikan inovasi dan pengembangan yang cepat.
Red Hat Open Innovation Labs diklaim dapat membantu perusahaan-perusahaan enterprise mencapai hal itu. Caranya dengan bekerja sama untuk memecahkan tantangan bisnis mereka lewat cara yang dipercepat melalui teknologi open source.
Berlangsung antara satu hingga tiga bulan, program residensi ini dapat dilaksanakan di laboratorium fisik Red Hat atau di lab pop-up atau di lokasi pelanggan.
Selama program berlangsung, pelanggan mendapatkan pengalaman tentang cara menerapkan metodologi pengembangan yang lincah dan praktik DevOps untuk memecahkan masalah turun-temurun atau mengatasi tantangan baru seperti mengembangkan aplikasi cloud-native.
National Stock Exchange of India, misalnya, tidak hanya memodernisasi aplikasi e-IPO selama masa residensinya, tetapi juga mengadopsi strategi DevOps yang membantunya menghadirkan layanan baru ke pasar secara lebih cepat.
Fukuoka Financial Group menggunakan keterlibatan Red Hat Innovation Labs untuk meningkatkan daya saingnya dengan memperlengkapi staf mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan guna menghadirkan kapabilitas pengembangan in-house dan mempercepat inovasi.
Pelanggan juga dapat menyaksikan bagaimana prinsip terbuka dan budaya terbuka membantu mempercepat inovasi melalui Red Hat Open Innovation Labs.