-
Cristiano Ronaldo Takut Putra Sulungnya Tak Bisa Sukses sebagai Pesepakbola
44 menit lalu -
Rodrigo Bentancur Positif Covid-19, Absen di Laga Juventus vs Lazio
57 menit lalu -
Sambangi The Hill, Satgas Minta Peserta KLB Patuhi Prokes
46 menit lalu -
Timnas Indonesia U-23 vs PS Tira Persikabo, Ketum PSSI: Pemain Dilarang Selebrasi Berlebihan
56 menit lalu -
Mahfud: Ada 173 Kebakaran Hutan Sepanjang Januari 2021
42 menit lalu -
KLB Tetapkan Moeldoko Ketua Umum Partai Demokrat
33 menit lalu -
Demokrat Sumut Bentuk Tiga Tim Bubarkan KLB di Deli Serdang
59 menit lalu -
6 Hal yang Wajib Dilakukan di Tempat Makan agar Terhindar dari Covid-19
29 menit lalu -
Liga Spanyol: Partai El Derbi Madrileno Jadi Ajang Adu Tangguh Jan Oblak Vs Thibaut Courtois
48 menit lalu -
Ekonom Sebut Pembentukan Bullion Bank Bisa Optimalkan Pengelolaan Emas
53 menit lalu -
Google Chrome akan Rilis Pembaruan Tiap 4 Minggu
36 menit lalu -
Jokowi Sebut Ini Kunci Balikan Ekonomi Minus 2,19 Jadi Plus 5 Persen
25 menit lalu
Kelebihan Pasokan Listrik, Proyek 35.000 Mw Perlu Ditinjau Ulang

JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, proyek 35.000 Megawatt (MW) perlu ditinjau kembali pembangunannya. Pasalnya, saat ini kondisi oversupply atau kelebihan pasokan listrik.
Dia mencatat, saat ini ada sekitar 7,5 GW pembangkit yang sedang dalam tahapan negosiasi, lelang dan perencanaan. Jika proyek-proyek tersebut bisa tunda atau menghentikan maka bisa menghindari kondisi oversupply pada 2-3 tahun yang akan datang.
"Solusi yang efektif tentunya, pertama yang harus segera diseimbangkan pasokannya dulu karena kita mengalami oversupply. Maka koreksi 35.000 MW perlu dilakukan," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Senin (25/1/2021).
Dia melanjutkan, opsi lain yang bisa dilakukan dengan mendorong pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Pembangunan PLTU diganti dengan pembangkit EBT.