-
IHSG Siang Ini Melemah 0,46% ke Level 6.879
44 menit lalu -
Jokowi Singgung Kasus Harta Orang Terkaya Asia Raib Rp1.800 Triliun Bikin Ekonomi India 'Sakit'
52 menit lalu -
Ecky Sewakan Apartemen Angela Sebesar Rp99 Juta Usai Mutilasi Korban
46 menit lalu -
Sandy Walsh Gagal Jadi Starter, Penyebab KV Mechelen Ditahan 2-2 Charleroi?
57 menit lalu -
Ekonomi RI Melambat di Akhir 2022, Ini Penyebabnya
15 menit lalu -
Erick Thohir Beberkan Keuntungan RI Larang Ekspor Bauksit
54 menit lalu -
Ternyata Biduan Cantik, Ini Tampang Mama Muda yang Cabuli 17 Bocah di Rental PS
30 menit lalu -
Bamsoet Ajak Jaga Kedamaian di Tahun Politik
47 menit lalu -
Herry IP Buka Suara soal Performa Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan yang Belum Maksimal di Thailand Masters 2023
46 menit lalu -
Puluhan Ribu Orang Berdemonstrasi Protes Rencana Pemerintah Hapus Hari Libur Publik
33 menit lalu -
Ketika Shin Tae-yong Beralih Profesi Jadi Fotografer Dadakan Timnas Indonesia U-20
21 menit lalu -
Jokowi Minta Pinjol, Investasi hingga Tour Haji Diawasi Harus Detail
58 menit lalu
Kemenperin jembatani IKM masuk ke sektor telekomunikasi

JAKARTA (IndoTelko) - Pemerintah terus mengoptimalkan pasar dalam negeri melalui peningkatan penggunaan produk lokal guna memperkuat ekonomi nasional di ambang resesi.
Upaya ini sesuai Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk UMKM dalam rangka Gerakan Bangga Buatan Indonesia.
"Kementerian Perindustrian diamanahkan untuk mempercepat sertifikasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), mengidentifikasi potensi dan kesiapan produk dalam negeri, serta mengadakan business matching secara berkala antara produsen dengan pengguna produk dalam negeri," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanitadi.
Kemenperin melalui Direktorat Jenderal IKMA rutin mengadakan temu bisnis untuk menjembatani antara pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dengan industri skala besar. "Beberapa waktu lalu, kami telah melaksanakan temu bisnis IKM yang menghasilkan produk elektronika, kelistrikan, serta telekomunikasi dengan BUMN di Bekasi," ungkap Reni.
Kegiatan temu bisnis tersebut diikuti sebanyak 28 IKM elektronika, kelistrikan dan telekomunikasi yang antara lain memproduksi lampu LED dan PJU, aksesoris dan komponen jaringan listrik, perangkat telekomunikasi, panel box, serta board elektronik.
Sementara itu, BUMN yang terlibat adalah Pertamina, Telkom, Telkomsel, PLN, PLN Icon+, Wika, Perumnas, dan Pembangunan Perumahan (PP). Ada pula empat vendor Telkomsel, yaitu PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (Telkominfra), PT. Wiraky Nusa Telekomunikasi, PT. Westindo, dan PT. Kinarya Utama Teknik.
"Tujuan temu bisnis ini untuk memperpendek rantai pasok BUMN ke IKM sehingga IKM mendapatkan profit margin yang lebih layak dan BUMN mendapatkan harga yang lebih bersaing, mengetahui kebutuhan BUMN, persyaratan standar serta prosedur procurement-nya, sekaligus membuka akses kemitraan baru antara BUMN dengan IKM elektronika, kelistrikan, dan telekomunikasi," tutur Reni.
Business matching ini, lanjutnya, merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara Kementerian KUKM, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian BUMN tentang Kemitraan Koperasi, UMKM/IKM dalam Rantai Pasok BUMN pada 3 September 2021lalu. "Ditjen IKMA Kemenperin bersama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kementerian BUMN menandatangani nota kesepahaman tersebut sebagai jaring penyelamat pertumbuhan industri kecil mikro di bidang elektronika, kelistrikan dan telekomunikasi," jelas Reni.
Nota kesepahaman tersebut diharapkan menjadi salah satu terobosan untuk mendorong kembali pertumbuhan industri kecil-mikro di bidang elektronika, kelistrikan, dan telekomunikasi melalui pembinaan bersama untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan kualitas produk IKM.
Menurut Reni, dengan pembinaan bersama yang dilakukan tiga kementerian, IKM dapat semakin naik kelas dan mumpuni untuk memenuhi standar produksi yang diharapkan oleh BUMN. Dengan demikian, serapan produk dalam negeri khususnya produk buatan IKM dapat semakin menggerakan ekonomi nasional.
"Kami mohon agar BUMN bersama dengan kami dapat memberikan masukan, evaluasi serta pembinaan untuk perbaikan berkelanjutan bagi IKM elektronika, kelistrikan, dan telekomunikasi Indonesia," imbuhnya.
Reni menilai temu bisnis menjadi cara efektif untuk mengenal dan mengetahui potensi produk dari IKM elektronika, kelistrikan, dan telekomunikasi. Sebelumnya, melalui temu bisnis yang diselenggarakan oleh Ditjen IKMA, sebanyak 10 IKM telah menjalin kemitraan dengan BUMN. "Di antaranya yaitu tiga IKM dengan PTPN III, satu Koperasi IKM dengan PTPN V, lima IKM dengan PT. PLN tahun 2021 yang lalu, serta satu IKM dengan PT. INKA," sebutnya.
Start up binaan Ditjen IKMA, yaitu PT. Dtech Inovasi Indonesia (design product engineering, smart machines, dan IoT), telah menjadi mitra PT. Inka Multi Solusi Trading (IMST) selaku anak perusahaan PT. INKA dalam program substitusi impor dengan nilai kontrak Rp2,5 miliar untuk pembuatan desain dan produksi kursi kereta api. Dtech juga telah memproduksi mesin CNC dengan nilai TKDN 43,11%.
Dalam temu bisnis kali ini, Ditjen IKMA juga menggelar diskusi panel, open booth, serta networking dinner. Open booth akan dipandu oleh panitia, agar BUMN mengunjungi booth-booth IKM, dan kemudian memberikan ulasan serta evaluasi terhadap potensi produk IKM tersebut. Ulasan dan evaluasi yang diberikan akan ditindaklanjuti kembali melalui rapat koordinasi antar Kemenperin, KemenBUMN, dan BUMN/vendor BUMN.
"Harapannya melalui temu bisnis hari ini akan bertambah lagi kemitraan yang terjalin. Setelah temu bisnis, agar dapat ditindaklanjuti dengan evaluasi berkala untuk mengetahui progress dan kendala yang dihadapi baik dari sisi IKM maupun BUMN," jelas Reni.(wn)