-
Kronologi Pesawat Batik Air Jambi-Jakarta Mendarat Darurat Gara-gara Roda Bermasalah
54 menit lalu -
Airlangga: Golkar Dukung UU Pemilu tak Direvisi
30 menit lalu -
In Picture: Momen Saat Pidato AHY-SBY Sebut Pemerintahan Presiden Jokowi
27 menit lalu -
Klasemen Liga Inggris : Manchester City Kian Dekat ke Trofi Juara?
57 menit lalu -
Jadwal Timnas Indonesia U-23 vs Bali United Malam Ini
40 menit lalu -
Hasil dan Klasemen Liga Italia usai Juventus Kalahkan Lazio
46 menit lalu -
3 Pemain Timnas Indonesia yang Berpotensi Membahayakan Bali United, Gas Lagi Yuk!
57 menit lalu -
Mayat Pria Penuh Luka Tusuk Ditemukan Membusuk Dalam Karung
51 menit lalu -
Begini Cara Mengecek Imun Tubuh Pasca-Vaksinasi Covid-19
30 menit lalu -
Kerap Didesak untuk Tambah Momongan, Franda Akui Miliki Kekhawatiran Ini
57 menit lalu -
Di Depan Kader Hipmi, Erick Thohir: Percayalah Kita Akan Jadi Pemimpin Konkret
19 menit lalu -
Proses Lama, Diserbu Tenunan Imitasi
19 menit lalu
Kemristek Dorong Peneliti Ciptakan Alat Skrining

JAKARTA -- Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong para peneliti untuk menciptakan alat skrining atau penapisan COVID-19 yang murah dan nyaman dipakai.
"Kemenristek/BRIN tetap membuka peluang bagi para peneliti untuk terus melahirkan alat-alat skrining yang memenuhi kriteria penting," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro dalam Webinar GeNose C19 - Inovasi Teknologi Alat Kesehatan Anak Bangsa, Jakarta, Jumat (15/1).
Menristek Bambang menuturkan kriteria penting tersebut adalah mudah dan nyaman dipakai, harga terjangkau, serta tingkat akurasi yang tinggi.
"Bagaimanapun tes yang mahal, skrining yang mahal akan memberatkan sebagian masyarakat," ujarnya.
Segala protokol dan uji klinis dalam pengembangan alat kesehatan juga harus selalu diperhatikan.
"Kalau kita membuat suatu produk, itu bisa sebagai produk bermutu," tutur Menristek Bambang.
Pada acara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan pada umumnya dalam menangani suatu wabah atau pandemi, salah satu kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan deteksi.
Dalam hal itu, kehadiran GeNose, alat skrining COVID-19 berbasis embusan nafas dan menggunakan kecerdasan buatan, mendukung upaya meningkatkan penapisan COVID-19.
Kemristek dorong peneliti buat alat skrining COVID-19 murah dan nyaman
Amin menuturkan alat deteksi dalam kasus pandemi diharapkan memiliki dua kemampuan utama yaitu harus memiliki sensitivitas dan spesifitas yang tinggi.
Kemudian, alat deteksi itu juga harus memiliki kinerja atau "performance" yang bagus, yang dapat dilihat antara lain dari aspek akurasi dan keajegan yang bagus serta kecepatan menganalisa. Selain itu, juga harus diperhatikan aspek stabilitas alatnya.
"Ini yang dijanjikan GeNose dalam waktu sekian menit sudah diperoleh hasilnya. Ini sangat penting apabila kita melakukan deteksi dalam jumlah orang yang besar dalam waktu pendek," ujarnya.
Dalam praktik kerja GeNose C19, seseorang cukup mengembuskan nafas ke dalam alat penampung atau pengumpul nafas. Kemudian, embusan nafas itu akan dianalisis dengan kecerdasan buatan. Hanya menunggu beberapa menit, hasil langsung keluar yang menunjukkan seseorang positif atau negatif COVID-19.
Hasil dapat diketahui tidak lebih dari lima menit. Data analisis GeNose C19 juga telah terhubung ke sistem Cloud untuk diakses dalam jaringan.
Berita Terkait
- Produksi Massal Vaksin Merah Putih, Ini Rencana Kemristek
- Kemristek: Hadi Pranoto Bukan Anggota Konsorsium Riset Covid
- Kemristek Loloskan 17 Ide dan Inovasi untuk Tangani Covid-19
- Kemristek Dorong Peneliti Ciptakan Alat Skrining
- Mana Lebih Hebat MU atau Liverpool, Ini Pendapat Pogba