-
SE Terbaru MenPAN-RB untuk PNS dan PPPK, Jangan Coba-coba Dilanggar
55 menit lalu -
Gempa M 7,1 di Sulut Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng Filipina
57 menit lalu -
FIFA Larang Pemain Ikut Piala Dunia Jika Bermain di Liga Super Eropa
59 menit lalu -
Melihat Penampakan Poco M3 yang Baru Rilis di Indonesia
57 menit lalu -
Berburu, Tradisi Desa Rambai Atasi Hama Babi
58 menit lalu -
Kabar Gembira, BLT UMKM Rp2,4 Juta Cair Lagi Tahun Ini
30 menit lalu -
Perlindungan di Masa Pandemi, MNC Life Luncurkan 4 Paket Solusi MNC Care
53 menit lalu -
Perintah Tegas Jenderal Andika: Harus Cepat, Ini Darurat!
40 menit lalu -
Huawei Dorong Literasi Keamanan Siber di Indonesia
29 menit lalu -
Bangunan Baru Sekolah Hancur Digoyang Gempa, yang Lama Masih Berdiri
43 menit lalu -
Dovizioso: Marc Marquez Lebih Santai Jalani Karier di MotoGP
42 menit lalu -
Persija Jakarta Minta Doa untuk Kesembuhan Leo Saputra
37 menit lalu
Keren! Bazaar Indonesia di New York Tetap Patuh Protokol Kesehatan

NEW YORK - Pandemi Covid-19 masih melanda sebagian besar belahan di dunia, tak terkeceuali Kota New York, Amerika Sreikat. Sekolah masih tutup dan penduduk bersiap untuk menghadapi gelombang kedua. Lalu bagaimana dengan kegiatan bazaar kuliner Diaspora Indonesia?
Apakah bisnis kuliner ini harus terhenti karena ada pandemi corona? Pada masa normal, ajang bazar makanan Indonesia bisa diadakan sebulan sekali.
Di area Elmhurst, Queens, New York pada akhir minggu lalu, Diaspora Indonesia kembali mengadakan bazar kuliner, tapi dengan peraturan yang cukup ketat.
Bazaar yang diadakan oleh Indonesia Food Bazaar New York ini menerapkan protokol kesehatan. Pengunjung dilarang makan didalam, harus memakai masker, dan menjaga jarak. Sebelum masuk ke area bazar, semua pengunjung harus melewati cek suhu badan.
Fefe Anggono, kapasitas koordinator Indonesian Food Bazaar (IFB) New York, menjelaskan persyaratan untuk menyelenggarakan bazar di tengah pandemi Covid-19
"Persyaratannya pokoknya eh menjaga, yang paling penting itu mereka melakukan social distancing, menjaga jarak, dan itu kita kasih kayak ini untuk temporary aja karena masih kecil-kecilan jadi kita pake sneeze guard biar antara between customer sama penjual itu adaada jarak gitu," kata Fefe.
Selain Fefe, Agus Prasetio, salah satu penjual makanan di lapak Dapur the Tios, mengungkapkan bahwa Ia harus membuat penghalang sendiri agar sesuai dengan kebutuhannya.
"Kalau kita kebeneran, kita bikin sendiri karena dari dilihat dari cenderung sizenya pun biasanya kalo mereka jual kan standar yang untuk di office ya. Memang rada rumit karena butuh waktu, butuh ya istiliahnya tenaganya juga dibanding dibeli, tapi kan harganya lebih relatif murah dibanding kita beli di toko gitu," ungkap Agus.
Irza Hajati, penjual di lapak Pecel Ndeso Philadelphia, menjelaskan bagaimana pandemi korona ini memberi dampak yang besar terhadap penjual bazar makanan.
Baca Juga :Bisnis Kulinernya Dapat Dana Rp28 Miliar, Gibran: Ini Hadiah untuk Kaesang
"Sebetulnya ini adalah challenge ya, di tengah-tengah pandemic seperti ini kita tetep harus melakukan sesuatu untuk apa ehcari uang kasarannya tapi dengan aturan yang sudah ditepatditetapkan. Sekarang selain kita stay disini kita juga melakukan delivery, jadi mereka bisa contact kita sebelumnya, beberapa hari sebelumnya, mereka bisa delivery dengan jumlah tertentu," kata Irza.
Makanan yang dijual adalah makanan khas Indonesia seperti kentang ati, sate ayam, dan es doger. Harga sangat terjangkau.