-
Piala AFF U-19 2022: Keluhkan Lapangan Latihan, Pelatih Malaysia Bilang Begini
21 menit lalu -
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia U-19 vs Timnas Thailand U-19 di Piala AFF U-19 2022
42 menit lalu -
Dana Desa Tahun 2022 Naik 4,88%
41 menit lalu -
Dikonfirmasi Fabrizio Romano, Zlatan Ibrahimovic Setuju Perpanjang Kontrak Satu Tahun di AC Milan
56 menit lalu -
Tiga Pejabat Pemenang Lelang Terbuka di Tabanan Dilantik
51 menit lalu -
Bulan Juni, Retribusi Pariwisata Capai Miliaran Rupiah
42 menit lalu -
110.000 Dosis Vaksin PMK Tiba di Bali
9 menit lalu -
5 Berita Terpopuler: Ribuan Honorer Jadi Korban SE MenPAN-RB, Pegawai Tidak Tetap Kebingungan, Outsourcing Ditolak!
56 menit lalu -
Franck Kessie Ungkap Alasan Terima Tawaran Barcelona
21 menit lalu -
Warga Meninggal Dibayari Rp 300 Juta
56 menit lalu -
Paulus Waterpauw: Saya Sempat Menyetir Mobil Pikap untuk Berdinas
35 menit lalu -
Puan Dengarkan Keluhan Petani Sambil Ikut Tanam Bawang di Brebes
30 menit lalu
Kim Jong Un Perintahkan Militer Tangani Covid-19 Karena Kesal Pejabat Kesehatan Lambat
Korea Utara pada Senin 16 Mei melaporkan delapan kasus kematian baru akibat Covid-19 dan sebanyak 393.920 orang di negara tersebut dilaporkan memiliki gejala demam di tengah perebakan luas pandemi virus corona di negara itu.
Angka terakhir ini muncul ketika pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengecam keras keterlambatan pengiriman obat-obatan, dan memerintahkan militer untuk terlibat dalam penanganan Covid-19 di wilayah ibu kota Pyongyang.
Markas darurat anti-virus di Korea Utara mengatakan lebih dari 1,2 juta orang jatuh sakit di tengah perebakan luas demam dengan sangat cepat sejak akhir April lalu, dan sekitar 564.860 orang kini menjalani karantina.
Delapan kematian baru yang dilaporkan dalam 24 jam terakhir menjadikan jumlah korban meninggal akibat COVID-19 menjadi 50 orang.
Media pemerintah tidak merinci berapa banyak kasus demam dan kematian yang dikonfirmasi sebagai akibat COVID-19.
Dalam pertemuan Politbiro partai yang berkuasa pada Minggu (15/5), Kim mengkritisi pemerintah dan pejabat-pejabat kesehatan atas apa yang digambarkannya sebagai respons pandemi yang gagal.
Kantor berita resmi Korea Utara KCNA melaporkan pasokan obat-obatan tidak dipasok ke apotek tepat waktu karena "sikap kerja yang tidak bertanggung jawab" dan kurangnya pengorganisasian. Foto-foto KCNA menunjukkan Kim mengunjungi apotek kecil di ibu kota Pyongyang.