-
Hasil Sepakbola Asian Games 2023: Timnas Indonesia U-24 Tertinggal 0-1 dari Taiwan U-24
51 menit lalu -
Jurgen Klopp Merendah soal Peluang Liverpool Tembus Final Liga Europa 2023-2024
59 menit lalu -
Presiden Jokowi Groundbreaking Hotel Nusantara Bintang 5 di IKN
49 menit lalu -
Jadi Penjahat di The Expendables 4, Iko Uwais Kabarnya Dibayar Miliaran
53 menit lalu -
Lapak Pemulung di Bekasi Kebakaran, Asap Hitam Membumbung
59 menit lalu -
Viral Atlet Futsal Tendang Kepala Lawan Saat Selebrasi, Kadispora: Sudah Disanksi
57 menit lalu -
Hasto Ungkap Alasan PDIP Fokus Isu Kedaulatan Pangan di Rakernas IV
54 menit lalu -
Cerita 'keajaiban, ketangguhan' tanaman Indonesia yang jadi koleksi institusi seni botani terbesar dunia
45 menit lalu -
Timnas U-24 Indonesia vs Taiwan: Laga Penentu Nasib Garuda Muda
42 menit lalu -
Tidak Ada Rekaman CCTV, Polisi Bakal Gelar Perkara Kasus Siswi SD Dicolok di Gresik
41 menit lalu -
Kejar Sendal Terjatuh ke Kali Ciliwung, Bocah 7 Tahun Tewas Tenggelam
49 menit lalu -
TNI AU Menggagalkan Penyelundupan Sabu-Sabu di Bandara SSK II Pekanbaru
41 menit lalu
Kisah Belanda Beri Sultan Amangkurat I Barang Mewah dan Langka Usai Berdamai
PERDAMAIAN yang diupayakan Kerajaan Mataram terhadap Belanda disambut baik. Kedua kubu akhirnya sepakat bertemu usai peperangan di Batavia semasa Kesultanan Mataram dipimpin Sultan Agung.
Penguasa Mataram Sultan Amangkurat I konon disebut lebih luwes terhadap Belanda. Hal ini berbeda ketika Mataram di bawah kekuasaan ayahnya yang membuat dua kali serangan ke Batavia, markas Belanda di Nusantara.
Setelah perdamaian terwujud kedua kubu sepakat saling bertukar pikiran 'cenderamata'. Kubu Belanda sebagaimana dikisahkan H.J. De Graaf pada "Disintegrasi Mataram : Di bawah Mangkurat I" membebaskan para tawanan dari Mataram, termasuk beberapa ulama yang ikut berperang.
Di sisi lain Mataram juga memberikan kado berlimpah ke Belanda berupa harta kekayaan alam, membayar sejumlah uang, dan empat butir intan yang indah. Tetapi Belanda bukanlah kurang akal, dengan taktiknya pemerintah kompeni menjanjikan penghormatan khidmat kepada Mataram.
Tak lupa pemerintah kolonial juga bersedia memesan dan memberikan pakaian serta barang-barang langka nan mewah untuk Sultan Amangkurat I penguasa Mataram dan Tumenggung Wiraguna yang diutus berunding dengan Belanda.
Karena janji tersebut belakangan ini sebenarnya dapat diartikan sebagai penghormatan beserta persembahan setiap hadiah-hadiah yang mahal setiap tahun, maka pada pertemuan di Batavia kali ini pastilah sudah ada serba sedikit tukar pikiran tentang syarat- syarat perdamaian yang akan datang.