-
Granit Xhaka: Semoga Aubameyang Bisa Pertahankan Performanya
52 minutes ago -
BLT Emak-Emak Cair, Begini Cara Daftar dan Syaratnya
56 minutes ago -
Frank Lampard: Pemain Chelsea Harus Contoh Mason Mount
47 minutes ago -
Setia, Ini Sikap Georgina Rodriguez saat Cristiano Ronaldo Diterpa Isu Pemerkosaan
35 minutes ago -
PA 212 Harap Komjen Listyo Sigit Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM Laskar FPI
57 minutes ago -
Pantau Dampak Erupsi Gunung Semeru, Mensos: Minimal Cadangan Makanan Harus Ada
50 minutes ago -
Cara Suzuki Ecstar Jaga Kekompakan Kedua Pembalapnya
58 minutes ago -
Gus Miftah: Polri Bukan Lembaga Dakwah, Komjen Listyo Penuhi Syarat Kapolri
51 minutes ago -
PSIS Sepakat Memulai Shopee Liga 1 Musim Baru
47 minutes ago -
Gedung Kongres diserang, apakah kelompok-kelompok milisi AS semakin aktif?
54 minutes ago -
Mutasi Virus Corona Berpotensi Terjadi Ketika Banyak Kasus
50 minutes ago -
Israel akan Hancurkan Masjid yang Tengah Dibangun di Hebron
46 minutes ago
KPK Sebut Banyak Paslon Sebenarnya Tak Mampu Biayai Kampanye Pilkada

JAKARTA - Direktur Penelitian dan Pengembangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Wawan Wardiana menyoroti gap antara biaya pilkada dan kemampuan finansial calon yang berisiko memunculkan benturan kepentingan. Berdasarkan hasil survei KPK ditemukan mayoritas calon kepala daerah dibiayai sponsor.
"Jadi ada 82,3 persen pada tahun 2018 itu yang menyatakan bahwa, karena dana yang mereka miliki relatif kecil dibanding biaya yang mereka keluarkan, jadi mereka menyatakan mereka dibantu oleh donatur atau sponsor," kata Wawan.
Bantuan yang diberikan tidak terbatas pada masa kampanye tapi sejak sebelum kampanye. Berdasarkan survei tersebut juga ditanyakan apakah para donatur dan sponsor mengharapkan balasan jika calon yang didanai terpilih.
Jawabannya, berdasarkan temuan dalam pilkada 2018, sebanyak 76,3% para penyokong dana tersebut mengharapkan mendapatkan balasan. Separuh lebih dari penyokong dana menyampaikan keinginan tersebut secara eksplisit baik tertulis maupun lisan.
Baca Juga: Pilkada di Tengah Pandemi, Ketua KPU: Jangan Takut Datang ke TPS!
"Ujung-ujungnya mereka ingin dipermudah kalau mereka melakukan perizinan, apakah termasuk kehutanan atau perizinan yang lain, lalu kemudahan untuk ikut serta dalam tender nanti, kemudian yang ketiga mereka ingin jaminan keamanan pada saat menjalankan bisnis mereka," papar Wawan.
Parahnya, 83,80% calon kepala daerah yang dibantu menyatakan kesanggupan memenuhi harapan penyokong dana. "Hampir 84% mereka menjawab ya, akan memenuhi permintaan para sponsor tadi," jelasnya.
Wawan menambahkan sejak 2010 KPK berusaha mencegah dan memberantas korupsi dakam tata kelola kehutanan, sejak perencanaan.
Salahsatunya,menyangkut perizinan. KPK menemukan adanya kasus-kasus upaya suap. "Ternyata mereka harus mengeluarkan 600 juta hingga 22 miliar per tahun untuk mendapatkan konsesi, uang yang beredar pun sangat besar," tambahnya.
Menjawab kemungkinan adanya benturan kepentingan dalam perizinan sebagai akibat dari sponsor dalam pilkada, Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Tengah Sri Suwanto mengatakan pemerintah provinsi tidak memliki kewenangan izin yang final.
"Artinya pemberian perizinan itu berada dalam pemerintah pusat, sehingga kami sebagai Kepala Dinas Kehutanan hanya memberikan pertimbangan apabila ada permohonan-permohonan yang masuk dalam izin usaha, khususnya usaha perkebunan atau usaha dalam kawasan hutan," jelasnya.