-
7 Pesepak Bola Top Eropa yang Konsisten Puasa Ramadhan, Nomor 1 Gelandang Andalan Chelsea!
55 menit lalu -
Shin Tae-yong Akui Sudah Analisa Kekuatan Burundi, Timnas Indonesia Kembali Berjaya di FIFA Matchday Maret 2023?
51 menit lalu -
Humor Gus Dur: Gelar Gus Diberikan Tanpa Kuliah dan Wisuda
49 menit lalu -
Catat! Jadwal Imsak dan Berbuka Puasa di Jogja 28 Maret 2023
50 menit lalu -
Review Film Losmen Melati, Penginapan Terkutuk yang Membuat Tamu Tak Bisa Keluar Lagi
41 menit lalu -
Emile Smith Rowe Berharap Lebih Sering Dimainkan
34 menit lalu -
Tersangka Kasus Narkoba Tewas di RTP Polres Asahan, Polisi Berdalih Bunuh Diri
55 menit lalu -
Gibran Menanti Keputusan FIFA dan PSSI soal Piala Dunia U-20 2023
25 menit lalu -
Kemenkeu dan BPK dalam Pusaran Uang Korupsi Tukin Kementerian ESDM
55 menit lalu -
5 Fakta Linda Cepu di Kasus Narkoba Teddy Minahasa, Dituntut 18 Tahun Penjara
55 menit lalu -
8 Arti Mimpi Jatuh, Salah Satunya Tanda Kehilangan Kendali!
35 menit lalu -
3 Negara Pernah Melarang Warganya Berpuasa, Ada dari Asia Tenggara
48 menit lalu
Langgar Perjanjian START Baru, AS Serukan Rusia untuk Izinkan Inspeksi Nuklir

WASHINGTON - The Bulletin of the Atomic Scientists minggu lalu menggerakkan jarum jam simbolik mereka yang menunjukkan seberapa dekat umat manusia dengan apa yang disebut hari akhir atau kiamat.
Hal ini merujuk pada invasi Rusia ke Ukraina, ketegangan nuklir, dan perubahan iklim sebagai alasan perubahan jarum jam itu.
BACA JUGA: 5 Fakta Amerika Sebut Rusia Langgar Perjanjian Nuklir, Punya 5.977 Hulu Ledak
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS) mengatakan Rusia telah melanggar Perjanjian START Baru yang membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang boleh dimiliki Amerika dan Rusia, serta pengerahan rudal dan pembom berbasis darat dan kapal selam, yang boleh digunakan untuk membawa hulu ledak nuklir.
AS mengatakan Rusia tidak mengizinkan inspeksi fasilitas-fasilitasnya sebagaimana yang disyaratkan dalam perjanjian itu. Tetapi Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel mengatakan Rusia dapat dengan mudah kembali pada kepatuhannya.
"Ada jalur yang jelas untuk kembali mematuhi perjanjian itu. Yang perlu dilakukan Rusia hanya mengizinkan inspeksi fasilitas-fasilitas yang ada di wilayahnya, sebagaimana yang dilakukan selama bertahun-tahun di bawah Perjanjian START Baru; dan bertemu dalam sessi komisi konsultatif bilateral. Tidak ada yang mencegah tim inspeksi Rusia untuk melakukan perjalanan ke Amerika dan melakukan inspeksi," terangnya, dikutip VOA.