-
Eks Dirut Akui Investasikan Dana Asabri di Grup Hanson
57 menit lalu -
Kecantikan Pevoli Sabina Altynbekova Pernah Dieksploitasi di Jepang
58 menit lalu -
4 Wakil Indonesia Lolos ke BWF World Tour Finals: Semua Ganda!
57 menit lalu -
Disetujui DPR Jadi Kapolri, Komjen Listyo Diharapkan Buat Hukum Tak Tumpul ke Atas
42 menit lalu -
Sinovac Tingkatkan Kapasitas Produksi Vaksin hingga 1 Miliar Dosis
42 menit lalu -
Ditawari Gaji Kecil, Diego Costa Tolak Tawaran dari Klub Turki
14 menit lalu -
Ketua MK: Putusan Sengketa Pilkada Maksimal 45 Hari
44 menit lalu -
Jika Tanda ini Muncul, Pria Merasa Terintimidasi olehmu
27 menit lalu -
Pengungsi Bencana Mamuju Emosi Jelang Kedatangan Jokowi, Kaget
42 menit lalu -
AS di Bawah Biden Kembali Gabung WHO, Bakal Ikut Sumbang Vaksin ke Negara Miskin
21 menit lalu -
Siap-Siap Bergelimang Uang, Takdir 4 Zodiak Ini Sukses dan Kaya
12 menit lalu -
Pjanic Gagal Penalti, Barcelona Diimbangi Cornella 0-0 di Paruh Pertama
19 menit lalu
0
Limbah Masker Menggunung di Masa Pandemi

DENPASAR,
Dalam masa pandemi Covid-19 (Virus Corona) di Kota Denpasar terus mengalami peningkatan penggunaan masker. Hal itu menyebabkan limbah masker di Kota Denpasar juga meningkat. Pemkot Denpasar melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar menangani rata-rata sebanyak 6.750.000 setiap bulannya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, saat diwawancarai di ruang Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar, Rabu (18/11) mengatakan jumlah limbah masker saat ini yang ditangani Pemkot Denpasar cukup tinggi dibanding sebelum Covid-19 muncul pada bulan Maret 2020 lalu.
Menurut Dewa Rai, limbah masker yang dibuang masuk dalam limbah rumah tangga yang selama ini pembuangannya masih jadi satu dengan limbah rumah tangga. Menurut Dewa Rai, jumlah masker yang ditangani saat ini sebanyak 6.750.000 masker baik masker medis sekali pakai maupun masker kain yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Kota Denpasar. "Limbah masker sekarang dipastikan meningkat apalagi ada ketentuan pemakaian masker sejak adanya Covid-19 dari bulan Maret lalu," jelas Dewa Rai.
Jika dirata-ratakan jumlah limbah masker yang sudah ditangani selama 7 bulan ini sebanyak 47.250.000 lembar yang sudah dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Sawung. Jumlah tersebut menurut Dewa Rai diperoleh dari perkiraan jumlah penduduk yang aktif. Estimasi jumlah penduduk yang aktif menurut Dewa Rai sebanyak 25 persen dari jumlah penduduk Kota Denpasar sebanyak 900.000 jiwa per harinya.
"Kalau diambil dari estimasi 25 persen jumlah penduduk Kota Denpasar yang aktif setiap harinya menggunakan masker, berarti jumlah sampah masker per harinya yang dihasilkan sekitar 225.000 lembar. Jadi jika ditotalkan dalam satu bulan sebanyak 6.750.000 lembar setiap bulannya yang bercampur dengan sampah rumah tangga," ungkap Dewa Rai.
Dengan banyaknya jumlah sampah masker, Dewa Rai mengingatkan kepada masyarakat agar saat membuang masker yang sudah tidak terpakai wajib dilakukan pengguntingan. Sebab, selama ini banyak di luar Bali informasinya bahwa masker bekas dijual kembali setelah dilakukan pencucian.
"Kami mengingatkan kalau buang masker bekas itu diguntung atau dirobek dulu. Soalnya kan sudah ada kejadian masker bekas ada yang memungut lagi dan dicuci abis itu dijual lagi di pasaran, itu kan sangat bahaya," tandas Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar ini. *mis
Dalam masa pandemi Covid-19 (Virus Corona) di Kota Denpasar terus mengalami peningkatan penggunaan masker. Hal itu menyebabkan limbah masker di Kota Denpasar juga meningkat. Pemkot Denpasar melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar menangani rata-rata sebanyak 6.750.000 setiap bulannya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, saat diwawancarai di ruang Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar, Rabu (18/11) mengatakan jumlah limbah masker saat ini yang ditangani Pemkot Denpasar cukup tinggi dibanding sebelum Covid-19 muncul pada bulan Maret 2020 lalu.
Menurut Dewa Rai, limbah masker yang dibuang masuk dalam limbah rumah tangga yang selama ini pembuangannya masih jadi satu dengan limbah rumah tangga. Menurut Dewa Rai, jumlah masker yang ditangani saat ini sebanyak 6.750.000 masker baik masker medis sekali pakai maupun masker kain yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Kota Denpasar. "Limbah masker sekarang dipastikan meningkat apalagi ada ketentuan pemakaian masker sejak adanya Covid-19 dari bulan Maret lalu," jelas Dewa Rai.
Jika dirata-ratakan jumlah limbah masker yang sudah ditangani selama 7 bulan ini sebanyak 47.250.000 lembar yang sudah dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Sawung. Jumlah tersebut menurut Dewa Rai diperoleh dari perkiraan jumlah penduduk yang aktif. Estimasi jumlah penduduk yang aktif menurut Dewa Rai sebanyak 25 persen dari jumlah penduduk Kota Denpasar sebanyak 900.000 jiwa per harinya.
"Kalau diambil dari estimasi 25 persen jumlah penduduk Kota Denpasar yang aktif setiap harinya menggunakan masker, berarti jumlah sampah masker per harinya yang dihasilkan sekitar 225.000 lembar. Jadi jika ditotalkan dalam satu bulan sebanyak 6.750.000 lembar setiap bulannya yang bercampur dengan sampah rumah tangga," ungkap Dewa Rai.
Dengan banyaknya jumlah sampah masker, Dewa Rai mengingatkan kepada masyarakat agar saat membuang masker yang sudah tidak terpakai wajib dilakukan pengguntingan. Sebab, selama ini banyak di luar Bali informasinya bahwa masker bekas dijual kembali setelah dilakukan pencucian.
"Kami mengingatkan kalau buang masker bekas itu diguntung atau dirobek dulu. Soalnya kan sudah ada kejadian masker bekas ada yang memungut lagi dan dicuci abis itu dijual lagi di pasaran, itu kan sangat bahaya," tandas Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar ini. *mis
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali