-
3 Kebiasaan Ini Membuat Pasangan Makin Cinta, Tak Mau Kehilangan Kamu
54 menit lalu -
Uang Koin Rp1.000 Gambar Kelapa Sawit Dijual Jutaan Rupiah
53 menit lalu -
Napoli vs AS Roma: Pahlawan itu Bernama Giovanni Simeone
52 menit lalu -
4 Negara Unggulan di Piala Asia U-20 2023, Ada Timnas Indonesia U-20?
43 menit lalu -
Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini 30 Januari 2023
54 menit lalu -
6 Fakta Utang Indonesia Dikritik, Kemenkeu Siap Debat dengan Demokrat
45 menit lalu -
Belum Puas Datangkan Pemain, Tottenham Hotspur Ingin Boyong Piero Hincapie dari Bayer Leverkusen
35 menit lalu -
2 Jenderal Termuda di TNI AU, Berkarir Gemilang hingga Ditahan Dianggap Tersangkut G30S
49 menit lalu -
Jenderal Bintang 3 Termuda Polri, Termasuk Ungkap Kasus Pembunuhan Brigadir J
42 menit lalu -
Cerita Ribuan Lebah Gaib Mbah Kholil Kacaukan Konsentrasi Pasukan Belanda
57 menit lalu -
Jumlah Hadiah yang Didapat Jonatan Christie Setelah Menjuarai Indonesia Masters 2023
18 menit lalu -
Humor Gus Dur: 2 Hal yang Membuatnya Dekat dengan Tionghoa
51 menit lalu
Menakar pasar aset kripto di akhir 2022

JAKARTA (IndoTelko) - Sepanjang bulan November lalu, market kripto mengalami volatilitas tinggi yang cenderung alami penurunan tajam. Belum reda masalah dari Terra Luna dan Three Arrow Capital, pasar kripto di bulan ini harus menghadapi masalah yang lebih besar.
Bursa kripto FTX yang sempat memiliki valuasi senilai US$ 32 miliar harus bangkrut karena krisis likuidasi. Kehancuran FTX ini pun menyebabkan pasar kripto harus menderita dan menyebabkan investor khawatir dan panik.
Lalu, bagaimana dengan proyeksi bulan Desember? Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, menjelaskan akhir tahun ini mungkin bisa menjadi awal dari masa pemulihan, namun harus disikapi dengan kehati-hatian.
"Bulan Desember ini mungkin akan menjadi masa pemulihan dari keterpurukan market yang hancur pada November lalu berkaitan dengan runtuhnya FTX. Selain itu, kita mesti optimis dengan proyeksi kebijakan The Fed yang bakal melunak untuk tidak terlalu agresif menaikkan suku bunga acuan di bulan ini," kata Afid.
Diketahui, Ketua The Fed, Jerome Powell, telah mengisyaratkan potensi penurunan kenaikan suku bunga di bulan Desember. Pertemuan FOMC sendiri akan dilaksanakan pada 13-14 Desember. Melunaknya sikap The Fed bisa menggenjot market kripto dan memberikan harapan kepada investor.
"Bila suku bunga jangka pendek akan meningkat sebesar 50 basis poin ke kisaran target 4,25 hingga 4,50%. Bisa membuat nilai Bitcoin sedikit meningkat dan kemungkinan akan bertahan hingga akhir Desember. Perlu dicatat bahwa pertemuan FOMC sering memicu volatilitas di pasar krpto," jelas Afid.
Dengan volatilitas yang merendah dari imbas FTX serta potensi pelambatan dalam kenaikan suku bunga The Fed, Bitcoin dan Ethereum kemungkinan akan mengalami bullish di bulan Desember.
Reli Sinterklas
Afid juga berharap akan ada fenomena "Reli Sinterklas." Reli Sinterklas adalah fenomena di mana pasar saham reli pada hari-hari menjelang Natal. Oleh karena itu, investor percaya bahwa Desember adalah bulan keberuntungan bagi saham yang juga dapat membantu Bitcoin dan pasar kripto untuk menguat.
"Investor percaya bahwa reli Sinterklas di pasar saham akan mengalir ke pasar kripto membuat harga Bitcoin melonjak pada bulan Desember," jelas Afid.
Di sisi lain, efek reli Sinterklas diklaim sudah tidak relevan lagi. Pada tahun 2021, Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 69.044 pada bulan November, tetapi harganya turun pada bulan Desember. Artinya, pasar kripto bernasib baik hingga November 2021, tetapi turun pada bulan Desember tanpa efek reli Sinterklas.
Market kripto juga rawan dari aksi taking profit yang masif dilakukan oleh investor di bulan Desember ini. Biasanya, investor akan lebih membutuhkan uang tunai, daripada berinvestasi di musim liburan akhir tahun.
"Harga kripto di bulan Desember bisa jadi sideways, karena investor sedang dalam mood untuk musim liburan dan biasanya taking profit, sehingga beristirahat pada aktivitas pasar," pungkas Afid.(wn)