-
Selesai Jalani Skorsing, Marcus Thuram Siap Main Lawan Dortmund
56 menit lalu -
MAKI Minta KPK Terbitkan Red Notice Bagi Harun Masiku
58 menit lalu -
JPS Segera Kirim Bantuan Logistik ke Sulbar
55 menit lalu -
Emosi Tak Mau Tarung Ulang, McGregor Minta UFC Cabut Gelar Khabib
52 menit lalu -
Live Streaming Liga Spanyol: Eibar vs Atletico Madrid
37 menit lalu -
Taat Protokol Kesehatan Solusi Atasi Darurat Lahad Pemakaman Korban Covid-19
47 menit lalu -
Akrabnya Nindy Ayunda-Amelia Clarissa, Istri Mantan Cowok Aurel
52 menit lalu -
Jumlah Penduduk Indonesia Didominasi Generasi Z
37 menit lalu -
Kasus COVID-19 Melonjak, 25 Orang di Kantor DPRD Kota Bandung Terpapar
33 menit lalu -
Gelar Acara Tabur Bunga, Sriwijaya Air: Semoga Lancar
19 menit lalu -
Peneliti Ungkap Ada Banyak Periode Zaman Es di Mars
15 menit lalu -
Mario Mandzukic Puji Para Pemain Muda AC Milan
22 menit lalu
Mendikbud Ajak Anak Muda Gemar Membaca Seperti Bung Karno

JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan Proklamator RI Soekarno adalah 'penyambung lidah' bangsa Indonesia terbaik yang pernah ada. Dan Bung Karno (BK) menjadi sumber inspirasi terbaik karena kecerdasan dan pengetahuan mendalam dari puluhan ribu buku yang dibacanya.
Berbicara dalam webinar pembukaan pameran daring Buku Bung Karno, Selasa (24/11), tak jarang nasib suatu bangsa ditentukan oleh pemikiran merdeka yang diperoleh melalui buku. Bukti inspiratif tersebut adalah Bung Karno.
Bung Karno membuktikan bahwa pemikirannya merdeka, bahkan saat Indonesia masih dijajah dan sang proklamator RI itu masih dalam tahanan.
Nadiem mengatakan Bung Karno tetap membaca buku ketika sedang ditahan oleh Belanda. Bung Karno sebenarnya sedang membuktikan, bahwa di dalam penjara sekalipun, beliau tetap seorang manusia Indonesia merdeka.
"Saya harap ini bisa menginspirasi anak muda untuk membaca dan mengerti apa arti merdeka. Sejak muda, Bung Karno sudah mengenal pemikiran dunia dan pemikiran bangsanya sendiri dari buku yang dibaca. Akhirnya ini menghasilkan kecerdasan beliau yang membuatnya menjadi 'penyambung lidah' bangsa terbaik yang pernah dipunyai bangsa ini," kata Nadiem dalam keterangan persnya, Selasa (24/11)
Menurutnya, buku adalah sumber pengetahuan mencerdaskan. Diingatkannya, ada hubungan tingkat kemajuan dan kecerdasan sebuah bangsa dengan minat baca masyarakatnya. Semakin tinggi, amak akan semakin bagus.
"Masyarakat membaca adalah masyarakat yang selalu ingin belajar, dimana buku punya kedudukan penting bagi mereka," kata Nadiem.
Di acara itu, hadir Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri, cucu Bung Karno yang juga anggota DPR Puti Guntur Soekarno, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, dan Sejarawan Bonnie Triyana.
Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya mengapresiasi pameran buku tersebut. Harapannya, lewat pameran ini, Bung Karno mampu hadir sebagai sosok pemimpin negarawan sekaligus pembelajar yang baik, menginspirasi bagi anak-anak muda Indonesia demi kemajuan Indonesia Raya. Memahami buku-buku yang dibaca Bung Karno, maka diharap bangsa Indonesia bisa memahami bagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdiri.
"Pameran Buku Bung Karno menunjukkan bagaimana Bung Karno hadir sebagai sosok pemimpin negarawan dan sekaligus pembelajar yang baik. Keseluruhan yang dipelajari, dikonstruksikan dalam imajinasi tentang Indonesia," kata Hasto.
Sejarawan Bonnie Triyana mengatakan bahwa buku-buku Bung Karno memiliki makna penting. Karena lewat ide-ide yang dipelajari dan diserap Bung Karno dari buku-buku itulah kini Indonesia bisa merdeka.
"Bung Karno menggunakan ide ini sebagai cara menggerakkan kesadaran bangsa menghadapi kolonialisme Belanda," kata Bonnie.
Yang lebih menarik, kata Bonnie, ternyata masing-masing buku yang dipamerkan ini memiliki ceritanya sendiri-sendiri. Ada buku yang diberikan seorang kawan bung Karno dari Bandung, dimana saat itu dirinya masih di dalam penjara.
"Ada berbagai buku yang dikirim saat Bung Karno masih dipenjara. Kita cek dalam surat Bung Karno ke sahabatnya, beliau selalu minta dikirim buku di penjara. Dan hasilnya adalah kolaborasi ide yang ditulis di dalam buku 'Di Bawah Bendera Revolusi' dan ratusan pidatonya," urai Bonnie.
"Jadi pameran ini adalah cara kita mendalami berbagai pemikiran Bung Karno. Dari sosialisme sampai soal Islam. Tentu saja kita harap generasi muda bisa mengetahui bagaimana pentingnya membaca buku," pungkasnya.
Berita Terkait
- Giat Membaca, Megawati: Wajar Gagasan Bung Karno Mendunia
- Wakil Kepala BPIP: Teladani Bung Karno dengan Membaca Buku
- Soal Rumah Bung Karno, Wali Kota Risma Diminta Umumkan ke Publik
- Heat dan Adebayo Sepakati kontrak 163 Juta Dolar AS
- Pertamina Lubricants Dirikan Perpustakan di Kampung Markisa