-
Harry Kane Bantu Tottenham Curi Tiga Poin dari Markas Sheffield United
35 menit lalu -
Semeru Erupsi, Ketua DPD Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan
55 menit lalu -
Pasca-Dilantik Jadi Presiden AS, Joe Biden Bakal Cabut Beberapa Kebijakan Trump
37 menit lalu -
Susunan Pemain Liverpool Vs Manchester United: Paul Pogba Starter, Henderson Jadi Bek
55 menit lalu -
Bersuara Lirih, Paus Fransiskus Doakan Korban Gempa di Sulawesi dan Kecelakaan Sriwijaya Air
54 menit lalu -
Ini Identitas 29 Korban Sriwijaya Air SJ 182 yang Sudah Teridentifikasi
36 menit lalu -
Kabasarnas Jelaskan Bagian CVR Sriwijaya Air SJ 182 yang Sudah Ditemukan
50 menit lalu -
Rencana Baru Conte Saat Eriksen Bersiap Tinggalkan Inter
34 menit lalu -
5 Korban Sriwijaya Air SJ 182 Kembali Teridentifikasi
47 menit lalu -
Tenda Diterjang Badai, Pengungsi Gempa Majene Berhamburan
45 menit lalu -
Gol Tunggal Bawa PSG ke Puncak Klasemen
44 menit lalu -
Jenazah Indah Halimah Putri Korban Sriwijaya Air SJ182 Dimakamkan di Samping Rumah Orang Tua
31 menit lalu
Menlu Jerman, Prancis & Inggris Bahas Program Nuklir Iran

Berlin - Menteri luar negeri Jerman, Perancis, dan Inggris bertemu untuk membahas masa depan perjanjian internasional mengenai program nuklir Iran pada, Senin 23 November. Kementerian Luar Negeri Jerman berharap pemerintahan AS mendatang bisa membantu menstabilkan perjanjian tersebut.
Untuk diketahui, Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran pada 2018 dan menjatuhkan sanksi ekonomi yang melumpuhkan terhadap Iran. Iran menanggapinya dengan secara terbuka mengabaikan pembatasan nuklir dalam perjanjian tersebut.
Jerman, Perancis, dan Inggris telah memimpin upaya untuk mempertahankan perjanjian Nuklir Iran tahun 2015 ini, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Andrea Sasse, juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman mendesak Iran agar menghentikan pelanggarannya.
"Dalam pandangan kami, Iran secara sistematis melanggar JCPOA. Bersama mitra kami, khususnya tentu mitra Eropa kami mendesak Iran untuk menghentikan pelanggaran JCPOA ini dan melanjutkan kepatuhannya secara penuh dengan semua kewajiban teknis nuklir. Pertemuan itu juga akan membahas program rudal dan peran regional Iran," tuturnya.
Rusia dan China tetap bergabung dalam perjanjian itu. Presiden terpilih Joe Biden berharap bisa mengembalikan AS pada perjanjian itu sementara Iran setuju untuk membatasi kegiatan nuklirnya asalkan sanksi internasional dicabut.
Pertemuan di sebuah wisma tamu pemerintah di Berlin itu bertujuan membahas pendekatan lebih lanjut yang melibatkan semua penandatangan JCPOA.
Baca Juga : Tim Transisi Biden Kesulitan Mengakses Data Resmi Covid-19
"Ketiga menteri luar negeri hari ini akan membahas seperti apa pendekatan lebih lanjut yang melibatkan semua penandatangan JCPOA, dan mungkin juga dengan pemerintahan baru AS. Kami yakin pendekatan konstruktif AS terhadap perjanjian nuklir Wina secara signifikan bisa berkontribusi memecahkan dampak negatif saat ini yang kita saksikan dengan Iran, dan membuka prospek baru kebersinambungan JCPOA," kata Andrea Sasse.
Ia menambahkan pertemuan ketiga menteri ini akan mengarah pada prospek baru untuk kelangsungan JCPOA dan juga akan membahas program rudal Iran dan peran regional yang lebih luas, masalah yang tidak tercakup dalam perjanjian nuklir itu.