-
Timnas Indonesia U-16 Juara Piala AFF U-16 2022, Media Vietnam Sindir Tingkah Netizen Tanah Air!
56 menit lalu -
Jerman Tolak Paspor Indonesia Tanpa Kolom Tanda Tangan, Ini Klarifikasi Ditjen Imigrasi dan Kemlu RI
55 menit lalu -
Kejuaraan Dunia 2022: Ini Pemain yang Diwaspadai Kento Momota
40 menit lalu -
Piala AFF U-16 2022: Timnas Indonesia U-16 Juara, Media Vietnam Sebut Indonesia Tinggalkan Citra Buruk sebagai Tuan Rumah
27 menit lalu -
Koalisi PKB dan Gerindra Catat Sejarah Baru
51 menit lalu -
4 Pesepak Bola Top Indonesia Berdarah Batak, Nomor 1 Andalan Persija Jakarta
42 menit lalu -
Mendadak Curhat, Sule Bahas Soal Keluarga Dengan Aziz Gagap
31 menit lalu -
Resep Lumpia Khas Semarang, Mudah Dibuat dengan Bahan Dasar Sagu
58 menit lalu -
Presiden Kazakstan Anugerahkan Medali Yobel untuk Megawati
52 menit lalu -
Jika Kuota Pertalite Jebol, Subsidi BBM Bakal Tembus Rp600 Triliun
29 menit lalu -
Indef Dukung Kementan Perkuat Pangan Bahan Baku Lokal
23 menit lalu -
DPD Demokrat NTB: Jangan Sampai Kegaduhan DAK Berlanjut, Aparat Hukum Harus Usut Tuntas
32 menit lalu
Minyak Goreng Curah Jadi Kemasan, Menko Luhut: Perlu Insentif untuk Produsen

JAKARTA - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan meminta Kementerian Perdagangan mempercepat pelaksanaan program minyak goreng kemasan rakyat (MinyaKita).
Permintaan ini lantaran harga Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) di luar Jawa-Bali yang masih belum sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Pemerintah pun sepakat segera mendorong penyesuaian harga Minyak Goreng Curah Rakyat.
"Untuk mengakselerasi minyak goreng kemasan perlu diberikan insentif yang menarik bagi produsen, sehingga mereka dapat bergerak lebih cepat dan pengiriman juga menjadi lebih mudah karena dapat menggunakan jalur distribusi biasa seperti kapal kontainer, tidak harus menggunakan kapal curah," ujar Luhut, dikutip Sabtu (2/7/2022).
Hingga akhir Juni, total minyak goreng curah yang disalurkan sebagai bagian DMO produsen minyak goreng telah mencapai lebih dari 270.000 ton. Alokasi ekspor dari program DMO juga dapat dipergunakan selama 6 bulan, dan sebagian telah dikonversi menjadi hak ekspor.
Pemerintah juga akan melakukan langkah percepatan realisasi ekspor dikarenakan kapasitas tangki-tangki yang dalam waktu dekat akan kembali penuh. Selain itu, hal ini juga dilakukan mengingat masih rendahnya harga TBS di sisi petani.
"Saya minta Kemendag untuk dapat meningkatkan pengali ekspor menjadi tujuh kali untuk ekspor sejak 1 Juli ini dengan tujuan utama untuk menaikkan harga TBS di petani secara signifikan," papar Luhut.