-
Persebaya Surabaya Menggila di Putaran Kedua Liga 1 2022-2023, Aji Santoso Senang Bukan Main
50 menit lalu -
Lothar Matthaeus: Julian Nagelsmann Terlalu Kompromistis
59 menit lalu -
Berlaku Hari Ini, B35 Dipastikan Tak Ganggu Pasokan Minyak Goreng
51 menit lalu -
3 Jembatan di Bangka Belitung Selesai Dibangun, Pemerintah Harapkan Perekonomian Meningkat
43 menit lalu -
632 Anak di Jogja Meminta Dispensasi Menikah, Sleman Paling Banyak
59 menit lalu -
Manajemen Arema FC Ungkap Iwan Budianto Jual Berbagai Aset demi Pertahankan Eksistensi Klub
55 menit lalu -
Sejalan dengan Putusan MK, MUI: Nikah Beda Agama Melawan Hukum
56 menit lalu -
Penerbangan Carter ke China Bertambah
13 menit lalu -
Usia 35, Spasojevic Belum Berpikir Pensiun
31 menit lalu -
Cerita Ita Rahmah Kerasukan di Lokasi Syuting, Iih Seram
51 menit lalu -
Ibu Tega Lempar Anaknya dari Dalam Mobil hingga Terluka
50 menit lalu -
Plafon SDN 2 Padangsambian Jebol, Murid Belajar Daring
43 menit lalu
Momen Gajah Mada Diminta Carikan Jodoh untuk Hayam Wuruk Raja Muda Majapahit

JAKARTA - Raja baru muncul di Majapahit setelah Tribhuwana Tunggadewi menyerahkan tampuk kekuasaannya. Sang anak Hayam Wuruk pun naik tahta di usia yang muda. Ia naik tahta saat sang nenek Gayatri telah tiada dan berstatus lajang atau belum memiliki pasangan.
Beberapa tahun pertama sepeninggal Gayatri, situasi dalam negeri tetap tenteram, sementara di luar Majapahit tetap berjaya dan makmur. Kini, Tribhuwana telah menjadi ibu suri ratu, dan pelan-pelan ia selalu menasehati anaknya yang kian matang.
Sementara itu, sang raja muda menikmati upacara-upacara di sitananya, namun ia cukup puas dengan membiarkan Gajah Mada mengambil semua keputusan resmi. Sebagaimana dikutip dari "Gayatri Rajapatni : Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit", dari tulisan Earl Drake, Gajah Mada memusatkan perhatiannya pada perluasan Majapahit dengan menekan negeri-negeri tetangga untuk secara resmi bergabung dengan Majapahit.
Baca juga: Momen Gajah Mada Diminta Pensiun Dini dari Jabatan Mahapatih Kerajaan Majapahit
Sedangkan untuk negeri - negeri yang jauh dari Majapahit pun juga didesak untuk bergabung menjadi negeri bawahan. Dengan demikian, mereka dapat menikmati manfaat perdagangan dan perlindungan angkatan laut Majapahit cukup dengan membayar upeti tahunan kepada kerajaan serta mengakui kekuasaan sang raja.
Baca juga: Ketatnya Aturan Hukum Pernikahan di Zaman Majapahit
Proses ini berlangsung mulus sampai Raja Hayam Wuruk menginjak usia 21 tahun pada 1355. Ibu Suri pun cemas akan dua hal. Pertama sang putra kerap mengandalkan dirinya kepada Gajah Mada untuk membuat keputusan - keputusan penting menyangkut pemerintahan.
Kedua, Hayam Wuruk juga tak mengalami kemajuan dalam mencari seorang putri yang pantas untuk ratu. Dia bukan lagi seorang bocah, seiring bertambahnya usia, ia harus mulai bersikap layaknya seorang raja dewasa.