-
Jose Mourinho Setelah Dipecat dari Tottenham: Saya Selalu di Sepak Bola
58 menit lalu -
Perez Jamin Pemain di 12 Klub ESL Bisa ke Euro dan Piala Dunia
58 menit lalu -
Carragher Nilai Jose Mourinho Tak Punya Masa Depan di Liga Inggris
51 menit lalu -
BI Borong SBN Rp101,9 Triliun hingga Pertengahan April 2021
55 menit lalu -
Sandiaga Uno: Ekonomi Kreatif RI Terbesar ke-3 Dunia
52 menit lalu -
Film 'Pulau Plastik', Kampanye Soal Timbulan Sampah Plastik Diawali dari Bali
59 menit lalu -
Cavani Punya Keinginan Tinggalkan Man United pada Musim Panas 2021
41 menit lalu -
Indonesia Tuan Rumah International Mathematics Competition
49 menit lalu -
Kontes Kecantikan Unik, Cari Wanita yang Terlihat Cantik saat Pakai Masker
47 menit lalu -
Covid-19 Kian Parah: Rumah Sakit dan Krematorium Kewalahan, Delhi Berlakukan Karantina Ketat
45 menit lalu -
Nabi Palsu Dipastikan Masih WNI, Polri: Dideportasi
33 menit lalu -
Lewis Hamilton Puji Kehebatan Max Verstappen di F1 GP
58 menit lalu
Owner Batik Tanah Liek Bantah Berikan Fee ke Istri Kalaksa BPBD Sumbar Soal Pengadaan Handsanitizer

Covesia.com - Owner Batik Tanah Liek Pusako Mandeh, Yori Oktorino membantah telah memberikan fee kepada istri Kalaksa BPBD Sumbar, sebagaimana yang disampaikan oleh Wakil Ketua Pansus DPRD Sumbar beberapa hari lalu.
"Soal pemberian fee dari kami kepada istri Kalaksa BPBD itu tidak benar. Tidak ada pemberian fee dan kami pun menjual harga handsanitizer sesuai dengan harga saat waktu tersebut," ungkap Yori kepada wartawan di Padang, Kamis (25/2/2021).
Terkait masalah izin pengadaan barang, kata Yori sama-sama diketahui dari anggota DPRD kalau nama tempat kami CV Batik Tanah Liek. "Kita punya NIBnya di KBLI kita ada tertera untuk penyediaan alat kesehatan laboratorium dan kedokteran itu bisa saya lihatkan nanti," jelasnya.
Tak hanya itu Yori mengatakan bahwa pihaknya memiliki izin dan pengadaan pun jelas. Pihaknya melakukan penawaran ke BPBD, kemudian BPBD memanggil dan kemudian menyanggupi seperti biasa.
Yori menjelaskan bahwa untuk pengadaan handsanitizer sebanyak 25 ribu botol, pihaknya melakukan pembelian pada broker karena keadaannya darurat. "Semua langka pada saat itu, kita melalui broker, broker inilah yang mengambil ke istri Kalaksa BPBD. Kami bukan dapat proyek dari istri Kalaksa BPBD," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Yori mengatakan menjual handsanitizer per botol seharga 35 ribu yang mana didapatkannya dari broker seharga 27 ribu per botol. "Yang berjualan pasti mencari untung, harga 27 ribu ke 35 ribu itu sangat wajar," jelasnya.
Handsanitizer didapatkan melalui 4 tangan jadi tidak heran harganya sampai di angka 35 ribu. Jadi, alur untuk pengadaan handsanitizer tersebut Tanah Liek mengambil ke broker, broker mengambi ke istri BPBD, dan istri BPBD mengambil ke distributor. "Kita tak ada membuat kita hanya menyediakan," tegasnya.
Sementara itu perihal pengembalian yang diminta BPK, Yori mengatakan hanya mengikuti yang berwenang.
"Kita sebagai masyarakat umum tidak paham dan tak mengerti. Hasil pemeriksaan kemarin harus dikembalikan ya kita kembalikan," jelasnya.
Kemudian, Yori mengatakan sudah bertemu dengan wakil ketua pansus Nofrizon. Ia pun sudah menyampaikan sanggahan tentang apa yang disebutkan tentang Batik Tanah Liek.
Akibat penyebutan nama tersebut Yori mengaku mengalami kerugian. "Kita tak bisa bicara nominal, namun dari kasus ini merusak image kita. Lebih ke nama, makanya saya klarifikasi," tukasnya.
(ila)