-
WHO Desak Negara-Negara Bendung Penyebaran Cacar Monyet
53 menit lalu -
Infinix Note 12 Siap Dirilis Akhir Bulan Ini, Intip Spesifikasinya
38 menit lalu -
Dikabarkan Hilang saat Melaut, Nelayan Ini Ditemukan Selamat Usai Terdampar di Pelabuhan
48 menit lalu -
Tampilan Seksi Maksimal Lisa Oktaviani, Aspri ke-27 Hotman Paris Ex-MUA
49 menit lalu -
Jangan Kaget, 2 Jaringan Teroris Indonesia Ingin Dukung ISIS
58 menit lalu -
Andritany Ardhiyasa Siap Momong Para Pemain Muda Persija Jakarta
38 menit lalu -
Warga Perbatasan: Kami Lebih Memilih Berobat di Pos Satgas dan Dilayani TNI
17 menit lalu -
Penulis Kaligrafi Arab Terkemuka Asal Jepang Luncurkan Buku Baru di Abu Dhabi
13 menit lalu -
Bolden dan Derrick Michael, Amunisi Baru Timnas Dibanjiri Pujian
18 menit lalu -
Mohamed Salah dan Liverpool Ingin Balas Dendam ke Real Madrid, Dani Carvajal Nyinyir
17 menit lalu -
Selalu Sial saat Tampil di GP Monaco, Charles Leclerc: Saya Tak Percaya Takhayul
16 menit lalu
Para Dai MUI Berkumpul Lahirkan Sembilan Rekomendasi Ini

JAKARTA -- Multaqa Duat Nasional ajang berkumpulnya para dai yang digelar Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 22-24 Januari 2022 di Jakarta membuat sembilan merekomendasikan. Agenda utama Multaqa Duat Nasional adalah merumuskan berbagai pedoman terkait dakwah.
Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi, menyampaikan, sembilan rekomendasi yang dihasilkan Multaqa Duat Nasional. Pertama, menekankan kepada para dai untuk memaksimalkan penggunaan teknologi IT sebagai alat utama dalam berdakwah di era digital ini.
"Kedua, pemerintah hendaknya menggandeng para dai dalam program penyejahteraan ekonomi umat sehingga dapat mendorong terciptanya masyarakat yang sejahtera dan religi," kata Kiai Zubaidi kepada Republika, Senin (24/1/2022)
Ia mengatakan, rekomendasi yang ketiga, dai dalam dakwahnya hendaknya menjadikan pendekatan ekonomi sebagai salah satu manhajnya. Keempat, agar dakwah wasathiyatul dapat efektif, dakwah hendaknya berbasis peta dakwah, kurikulum dakwah dan tersedianya kader penggerak dakwah yang selalu mengawal program dakwah wasathiyah secara masif.
Rekomendasi kelima, menyerukan kepada MUI dan ormas-ormas Islam di semua tingkatan membuat peta dakwah. Keenam, merekomendasikan untuk terciptanya masyarakat yang damai dan saling bertoleransi baik internal umat Islam maupun dengan umat lain. Maka pendekatan dan pemahaman keagamaan dikembangkan dengan pola wasathiyatul Islam dan para dai berdakwah dengan pedoman dakwah wasathiyatul Islam.
"Rekomendasi ketujuh, para dai senantiasa berpegang teguh pada kode etik dai dalam menyampaikan dakwahnya," ujar Kiai Zubaidi.
Ia menambahkan, rekomendasi kedelapan, MUI menjadi tenda besar untuk menyamakan persepsi, mengkoordinasikan dakwah dan menyamakan manhaj agar dapat bersinergi dalam hal kesejahteraan, keselamatan dan perlindungan dai. Sehingga marwah dai terangkat secara elegan dibawah payung besar MUI.
"Rekomendasi kesembilan, MUI hendaknya membentuk Dewan Kehormatan dan Kode Etik Dai dalam menyelesaikan berbagai problematik dai dan memberikan perlindungan yang menimpa kalangan dai yang mengalami masalah hukum bukan karena kesalahannya," jelas Kiai Zubaidi.
Multaqa Duat Nasional juga digelar bersamaan dengan wisuda akbar standarisasi dai MUI angkatan empat sampai sepuluh. Peserta Multaqa Duat Nasional adalah Komisi Dakwah MUI pusat dan provinsi, perwakilan Ormas Islam pendiri MUI, dan akademisi dari fakultas-fakultas dakwah. Multaqa Duat Nasional ini digelar secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan.
Berita Terkait
- Waketum MUI: Dakwah Membangun, Bukan Merobohkan
- Multaqa Duat Nasional Fokuskan Urgensi Dakwah Digital
- MUI KaltengGelarPengaderan Ulama
- Ini Strategi Crown Group Bangkit dari Keterpurukan Akibat Pandemi Covid 19
- Buat Lulusan S1 Teknik Informatika, Ada Lowongan Kerja di BUMN Kawasan Industri