-
Youtube Uji Coba Fitur Beli Produk yang Tampil dalam Video
59 menit lalu -
Liverpool vs Man United: 16 Laga Tandang Tanpa Noda, Puncak Klasemen Aman
38 menit lalu -
Hasil Pertandingan Liverpool vs Manchester United: Membosankan!
56 menit lalu -
Diimbangi Man United, Liverpool Pecahkan Rekor Buruk 16 Tahun
41 menit lalu -
Live Streaming Final Piala Super Spanyol: Barcelona vs Bilbao
34 menit lalu -
Liverpool vs Man United Imbang, The Red Devils Tetap di Posisi Pertama
50 menit lalu -
Mario Mandzukic Selangkah Lagi Resmi Berseragam AC Milan
24 menit lalu -
Ngeri! Pakar Intelijen Bongkar Kelompok yang Anti-Calon Kapolri
49 menit lalu -
Unik! Kunyit Ini Berwarna Biru Kehitaman, Punya Banyak Khasiat Lho
41 menit lalu -
Perahu Nelayan Dihantam Ombak, 5 Orang Selamat dan 1 Hilang
17 menit lalu -
Bocor! Ini Korupsi Wasit Tierney di Laga Liverpool vs Man United
17 menit lalu -
Reaksi Melly Goeslaw Lihat 2 Grand Finalis Pop Academy Bawakan Lagunya: Sudah Seperti Diva
49 menit lalu
0
Parwata: Rp 3,8 T Adalah Angka yang Sehat dan Rasional

Besaran APBD Badung tahun 2021 hasil keputusan bersama antara eksekutif dan legislatif, itu dinilai sudah sangat realistis di tengah pandemi Covid-19.
"APBD Badung tahun 2021 itu sudah berdasarkan kajian mikro, makro, dan data empiris yang kita miliki. Walaupun turun Rp 535 miliar lebih dari target pertama, namun itu sudah berdasarkan kajian yang maksimal," kata Parwata.
Meski turun dari rancangan sebelumnya, menurut Parwata, APBD 2021 di tengah pandemi Covid-19 justru menjadi sehat. Minimal kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mandatory masyarakat dapat terpenuhi dengan baik. "Jadi angka Rp 3,8 triliun itu adalah angka yang sehat dan rasional," tegas Parwata.
Sekretaris DPC PDIP Badung itu menerangkan bila dalam APBD tahun 2021, lebih mengutamakan program-program wajib dan prioritas. "Belanja pegawai, belanja wajib, belanja yang mengikat serta program prioritas Badung menjadi yang utama di tahun 2021. Itu yang kita utamakan. Infrastruktur kita tunda dulu," tandas politisi asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara itu.
Sementara, Wakil Ketua I DPRD Badung Wayan Suyasa saat membacakan laporan hasil pembahasan Dewan mengungkapkan, setelah dokumen rancangan selesai dibahas, maka hasilnya RAPBD Kabupaten Badung 2021 mengalami perubahan yang semula dirancang Rp 4.337.538.810.114,00 menjadi Rp 3.800.966.247.293. Mengalami penurunan sebesar Rp 536.572.562.821.
"Terkait rancangan tersebut, kami di DPRD Kabupaten Badung juga telah melaksanakan serangkaian rapat kerja melalui rapat-rapat fraksi dan alat kelengkapan Dewan," ungkapnya.
"Selanjutnya kelima rancangan peraturan daerah dan dokumen penganggaran daerah tahun anggaran 2021 tersebut, dapat disepakati dan ditetapkan menjadi perda setelah dievaluasi dan diverifikasi oleh Gubernur Bali," imbuh Suyasa, politisi Partai Golkar asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi.
Selain menetapkan RAPBD tahun anggaran 2021, rapat paripurna kemarin juga menetapkan empat ranperda lainnya menjadi perda, yakni, Ranperda tentang Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Utara Tahun 2020-2040, Ranperda tentang Penyertaan Modal Daerah pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Mangutama, Ranperda tentang Pencegahan dan Penanganan Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang, serta Ranperda tentang Perubahan Atas Perda Nomor 18 Tahun 2018 tentang Penyertaan Modal Daerah pada Perusahaan Umum Daerah Pasar Mangu Giri Sedana. *asa
"APBD Badung tahun 2021 itu sudah berdasarkan kajian mikro, makro, dan data empiris yang kita miliki. Walaupun turun Rp 535 miliar lebih dari target pertama, namun itu sudah berdasarkan kajian yang maksimal," kata Parwata.
Meski turun dari rancangan sebelumnya, menurut Parwata, APBD 2021 di tengah pandemi Covid-19 justru menjadi sehat. Minimal kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mandatory masyarakat dapat terpenuhi dengan baik. "Jadi angka Rp 3,8 triliun itu adalah angka yang sehat dan rasional," tegas Parwata.
Sekretaris DPC PDIP Badung itu menerangkan bila dalam APBD tahun 2021, lebih mengutamakan program-program wajib dan prioritas. "Belanja pegawai, belanja wajib, belanja yang mengikat serta program prioritas Badung menjadi yang utama di tahun 2021. Itu yang kita utamakan. Infrastruktur kita tunda dulu," tandas politisi asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara itu.
Sementara, Wakil Ketua I DPRD Badung Wayan Suyasa saat membacakan laporan hasil pembahasan Dewan mengungkapkan, setelah dokumen rancangan selesai dibahas, maka hasilnya RAPBD Kabupaten Badung 2021 mengalami perubahan yang semula dirancang Rp 4.337.538.810.114,00 menjadi Rp 3.800.966.247.293. Mengalami penurunan sebesar Rp 536.572.562.821.
"Terkait rancangan tersebut, kami di DPRD Kabupaten Badung juga telah melaksanakan serangkaian rapat kerja melalui rapat-rapat fraksi dan alat kelengkapan Dewan," ungkapnya.
"Selanjutnya kelima rancangan peraturan daerah dan dokumen penganggaran daerah tahun anggaran 2021 tersebut, dapat disepakati dan ditetapkan menjadi perda setelah dievaluasi dan diverifikasi oleh Gubernur Bali," imbuh Suyasa, politisi Partai Golkar asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi.
Selain menetapkan RAPBD tahun anggaran 2021, rapat paripurna kemarin juga menetapkan empat ranperda lainnya menjadi perda, yakni, Ranperda tentang Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta Utara Tahun 2020-2040, Ranperda tentang Penyertaan Modal Daerah pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Mangutama, Ranperda tentang Pencegahan dan Penanganan Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang, serta Ranperda tentang Perubahan Atas Perda Nomor 18 Tahun 2018 tentang Penyertaan Modal Daerah pada Perusahaan Umum Daerah Pasar Mangu Giri Sedana. *asa
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali