-
Operasi Keselamatan Jaya 2023, Polres Bandara Soetta Tertibkan Penggunaan Strobo
53 menit lalu -
Kemenkeu Sebut Rasio Utang Indonesia Terbaik di Dunia, Ini Buktinya
53 menit lalu -
Ternyata Ini Alasan Kenapa Arema FC Dijuluki Singo Edan?
25 menit lalu -
TACO Bangga Bisa Mendukung Karya Seni di Art Jakarta Gardens 2023
51 menit lalu -
Golkar dan PKS Pastikan Kawal Pemilu 2024 Terlaksana Sesuai Jadwal
26 menit lalu -
Satu Abad NU, Sekarang Banser Senang 'We Will Rock You'
53 menit lalu -
Demi Temukan Talenta Muda untuk IBL, Perbasi Bakal Adakan Development League 2023
36 menit lalu -
SE MenPAN-RB Terbaru soal Kinerja ASN, Ada 3 Tahap Evaluasi
51 menit lalu -
Ancam Timnas Indonesia U-20, Timnas Vietnam U-20 Siap Gebrak Piala Asia U-20 2023!
28 menit lalu -
Marselino Ferdinan Kedinginan di Belgia
17 menit lalu -
Jutaan Warga Terdampak Gempa, Tentara Turki Sibuk Perang di Suriah
49 menit lalu -
Dibantu Ade Govinda, Indi Arisa Hadirkan Belajar Melupakanmu
39 menit lalu
PDIP Lama Deklarasikan Capres, Ini Kata Pengamat Politik

JAKARTA -- Pengamat politik dari UPH, Emrus Sihombing menilai, PDIP merupakan partai besar dengan historikal yang panjang. Untuk itu dalam menentukan calon presiden (capres) yang akan diusung dibutuhkan perhitungan matang.
Sebagaimana diketahui, elektabilitas kader PDIP Ganjar Pranowo melejit jelang Pemilu 2024 nanti. Namun demikian bukan rahasia lagi bahwa PDIP juga dapat saja mengusung Puan Maharani sebagai capres mengingat kuatnya pengaruh Megawati dalam partai berlambang banteng tersebut.
"Dua sosok ini (Puan dan Ganjar) sama-sama memiliki prestasi di bidangnya masing-masing, sehingga menurut saya PDIP butuh perhitungan yang matang untuk mengusung capresnya," kata Emrus saat dihubungi Republika, Ahad (4/12).
Menurut Emrus, secara ideal penentuan capres harusnya dilakukan partai sejak lima tahun sebelum pemilu dimulai. Hal ini untuk mempersiapkan calon yang terpilih tersebut secara matang untuk dapat mengemban perannya secara maksimal.
Dia mengapresiasi langkah Nasdem yang telah lebih dulu menentukan Anies Baswedan sebagai capresnya. Di sisi lain dia menilai, tingginya elektabilitas seorang kader tidak menjadi jaminan dia akan memenangi pemilu.
Dia mencontohkan saat Ganjar Pranowo pertama kali mencalonkan diri sebagai kepala daerah di Jawa Tengah. Kala itu, kata dia, elektablitas Ganjar sangat rendah namun nyatanya dia dapat memenangkan pemilihan.
Sehingga Emrus menilai, tingginya elektabilitas seorang kader belum dapat menjadi jaminan memenangkan pemilu. Yang lebih penting adalah, kata dia, soliditas kerja 'mesin' partai yang nampak di permukaan.
"Elektabilitas tak menjamin, karena secara realitas kita lihat bagaimana partai memiliki 'mesin'-nya tersendiri untuk mendukung calonnya," kata dia.
Berita Terkait
- Ungkap Hubungan Dekatnya dengan Erick Thohir, Ganjar: Beliau Jagoan Ekonomi Global
- Ganjar: Jangan Abaikan Kesejahteraan Guru
- Ganjar Tegaskan Keputusan Pencapresan Ada di Ketua Umum Partai
- Tujuh Meninggal Akibat Bus Masuk Jurang di Magetan
- Wenger: Jerman Malah Fokus ke Kampanye LGBT Makanya Kandas Cepat di Piala Dunia 2022