-
Prediksi: Brighton & Hove Albion vs Leicester City
37 menit lalu -
Seret Gol, Liverpool Diminta Cari Penyerang Baru
45 menit lalu -
Hadapi Manchester City, Solskjaer Pilih Dean Henderson Dibanding David De Gea?
52 menit lalu -
Liga Inggris: Mohamed Salah Ditarik Keluar Saat Liverpool Hadapi Chelsea, Sang Agen Kesal?
46 menit lalu -
Marzuki Alie Jadi Ketua Dewan Pembina Demokrat Versi KLB
40 menit lalu -
Jhoni Allen: KLB Putuskan AHY tak Lagi Jadi Ketum Demokrat
46 menit lalu -
Kenakan Swimsuit, Pilih Antonela Roccuzzo atau Jennifer Bachdim?
46 menit lalu -
Menkes Budi Terharu 3.000 Lansia Divaksin Covid-19
56 menit lalu -
Erick Thohir Kaget Ada 159 BUMN Tersandung Kasus Korupsi
55 menit lalu -
4 Pemain Arema FC Dipanggil Timnas Putri Indonesia, Ada si Cantik Shafira Ika Putri
44 menit lalu -
Sah, Moeldoko Ketum Demokrat Versi KLB
26 menit lalu -
Terus Remehkan Pandemi Covid-19, Gubernur Brasil Sebut Bolsonaro "Orang Gila"
41 menit lalu
Pembayaran Paylater Diprediksi Kian Diminati Tahun Ini

JAKARTA -- Fenomena konsep "buy now, pay later" (BNPL) atau yang lebih dikenal sebagai Paylater di Indonesia kian menjadi primadona di tengah masyarakat. Konsep ini diprediksi akan kian diminati pada tahun 2021 ini.
Kredivo, perusahaan pembiayaan berbasis digital menjelaskan bahwa penetrasi kartu kredit yang masih rendah. Popularitas Paylater di Indonesia juga didorong oleh tren e-commerce dan transaksi digital yang terus bertumbuh secara eksponensial.
"Kredivo percaya bahwa Paylater akan terus tumbuh seiring tingginya adopsi digital di tengah rendahnya penetrasi kartu kredit," kata CEO Kredivo Umang Rustagi melalui keterangannya, Rabu (20/1).
"Sejak awal, semangat kami menghadirkan layanan Paylater ini adalah untuk menjawab kesenjangan akses kredit bagi masyarakat, kami terus berupaya memberikan bunga terendah dan memperluas jangkauan layanan kami, baik dari sisi merchant maupun jangkauan area," tambahnya.
Berdasarkan studi dari Coherent Market Insights, pasar Paylater global diperkirakan akan tumbuh dari USD 5 juta pada 2019, menjadi USD 33.6juta pada 2027. Angka ini akqn naik dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) lebih dari 21,2 persen.
Potensinya di Indonesia pun makin dilirik oleh investor seiring. Hal ini terlihat pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia dan inovasi teknologi industri ini, termasuk sistem skor kredit secara cepat dan kemampuan manajemen risiko yang terjamin.
Lebih lanjut, adopsi Paylater di Indonesia yang semakin digandrungi oleh masyarakat sebagai metode pembayaran juga ternyata memiliki keunikan dibanding negara lainnya. Penerapan maupun faktor pendorong adopsi konsep BNPL untuk berbelanja di negara seperti Indonesia cukup berbeda dengan yang ada di negara-negara maju.
"Di sana, Paylater menjadi pilihan walaupun mereka memiliki kartu kredit. Akan tetapi populernya e-commerce dan transaksi digital, serta rendahnya penetrasi kartu kredit di Indonesia menyebabkan Paylater justru menjadi pintu masyarakat ke akses kredit yang terjamin," imbuhnya.
Meskipun memiliki peluang komersial tinggi, industri keuangan digital di Indonesia terus dibayangi oleh literasi dan inklusi keuangan yang masih cukup rendah, terutama di kalangan underbanked. Hadirnya Paylater dipercaya dapat turut meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dengan menghadirkan berbagai inovasi produk-produk keuangan di Indonesia secara mudah, cepat, dan terjangkau.
Berita Terkait
- Indodana dan Blibli Kolaborasi Hadirkan PayLater
- Paylater Rookie-nya FinTech
- Bijak Gunakan Pay Later
- Kota Magelang Lakukan Vaksinasi Covid-19 Mulai Februari 2021
- Baru Sepekan Digunakan, TPU Srengseng Sawah Hampir Penuh