-
Manchester United Disebut Cetak Rekor Istimewa Usai Liverpool Kalah dari Real Madrid di Final Liga Champions 2021-2022
35 menit lalu -
Tim Putri Indonesia Sabet Medali Emas di Kejuaraan Dunia Arung Jeram 2022
44 menit lalu -
Jokowi: Sekarang Abad Asia untuk Dunia
56 menit lalu -
Hugo Gomez Genjot Fisik di Brasil, Sentil Pemain Baru Madura United, Keras
51 menit lalu -
Regu Penyelamat Terbangkan Drone Rendah di Sepanjang Titik Sungai Aare
44 menit lalu -
Baliola Edukasi NFT pada Gelaran JJF 2022
24 menit lalu -
Bali Bangkit Cup 2022 Memperkokoh Semangat Pemulihan Bali
29 menit lalu -
Siang Itu, Pengendara Motor Bertubuh Gemuk Digotong Warga, Setelah Diturunkan, Bablas
49 menit lalu -
TNI AL Gagalkan Penyelundupan TKI Ilegal ke Malaysia
44 menit lalu -
TNI AL Gagalkan Upaya TKI Masuk Secara Ilegal Ke Malaysia
29 menit lalu -
Lihat Tuh Foto Calon Aspri Hotman Paris Seksi dan Montok, Setuju?
50 menit lalu -
Regu Penyelam Dilengkapi Sensor Deteksi Diterjunkan, Demi Menemukan Emmeril Khan Mumtadz
29 menit lalu
Pengakuan Erick Thohir Skandal Korupsi Jiwasraya, Minta Bantuan Jokowi hingga Ada Orang Kuat

JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir sudah mendeteksi tindak pidana korupsi di internal PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sejak dia dilantik pada 2019 lalu. Erick pun melaporkan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Erick sudah memperkirakan bahwa kasus yang tercium itu akan menjadi skandal mega korupsi di BUMN. Pasalnya menyeret nama besar atau orang kuat. Karena itu dia menilai perlunya perlindungan hukum, khususnya dukungan Kepala Negara.
"Ini sudah lama terjadi (kasus korupsi Jiwasraya) 2006-2013, tetapi karena ini mungkin skandalnya besar, menyangkut banyak orang kuat, dan pasti ada perlindungan hukum, ya ini memang harus top down policy dari bapak presiden langsung, kalau tidak, tidak mungkin kita kuat," ujar Erick, Rabu (26/1/2022).
Presiden Jokowi pun meminta Erick melanjutkan temuannya. Dari bukti-bukti dan hasil investigasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), dia pun melaporkan dugaan kasus Jiwasraya ke Kejaksaan Agung (Kejagung).
Pada awal kepemimpinannya, Erick juga menemukan banyak tata kelola BUMN yang buruk, salah satunya Jiwasraya. Hal itu diperoleh saat pemegang saham mereviu Key Performance Indicators (KPI) perusahaan.
"Ketika sedang reviu KPI-KPI yang ditargetkan Presiden, dalam pendalaman kita melihat ada beberapa perusahaan yang tata kelolanya jelek sekali dan kita lihat ini sudah sejak lama," katanya.