-
Kim Min-jae Soal Isu ke Tottenham: Itu Omong Kosong!
46 menit lalu -
Dirjen Nunuk Suryani Bongkar Fakta Penempatan PPPK 2022, Jangan Gagal Paham
46 menit lalu -
Ace Racer, Hadir di UniPin!
39 menit lalu -
Update Ranking FIFA: Bukan Liberia, Ini Negara yang Digeser Timnas Indonesia di Ranking FIFA Usai Libas Burundi!
40 menit lalu -
Ramadan Fair di Medan Usung Konsep The Kitchen Of Asia, Hadirkan Ratusan Stan Kuliner
46 menit lalu -
Hendri Sekeluarga Tertimpa Bencana, Terpeleset & 2 Anaknya Hanyut
33 menit lalu -
Soal Transaksi Janggal Rp349 Triliun, Mahfud MD: Mudah-mudahan Komisi III Tidak Maju-Mundur Lagi
32 menit lalu -
Terlibat Perang Sarung, 4 Remaja di Bantul Ditangkap
44 menit lalu -
Mahfud MD : Agama dan Negara Adalah 2 Saudara Kembar
43 menit lalu -
Momen Kocak Pebulu Tangkis Top Malaysia Ingin Jadi Karyawan di Toko Sembako Mohammad Ahsan
38 menit lalu -
Partai Perindo Gelar Konsolidasi Kader di Probolinggo dan Pasuruan
56 menit lalu -
Emiten Jusuf Kalla (BUKK) Tagih Utang Rp32,5 Miliar ke Waskita
37 menit lalu
Pengamat Apresiasi Menteri Bahlil yang Ingin Basmi Politik Identitas

GenPI.co - Keinginan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia untuk membasmi politik identitas mendapat apresiasi dari pengamat.
Surokim Abdussalam selaku pengamat politik yang juga peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) memberikan dukungan kepada Menteri Bahlil untuk menghilangkan politik identitas dalam bentuk cebong kampret pada tahun politik 2023 ini.
Salah satu alasannya adalah target yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencapai target investasi hingga menyentuh angka Rp1.400 triliun.
Demi mencapai target tersebut, maka iklim politik di Indonesia pun harus stabil demi menjaga kedamaian antar masyarakat.
"Semua tahu stabilitas politik akan berpengaruh terhadap stabilitas keamanan, stabilitas keamanan akan berpengaruh terhadap iklim investasi. Jadi wajar saja kalau kemudian stabilitas politik itu menjadi salah satu indikator, untuk stabilitas keamanan dan demi menjaga stabilitas investasi," ujar Surokim dari rilis yang diterima GenPI.co, Sabtu (4/2).
Tantangan yang akan dihadapi tidak hanya terjadi dari dalam negeri saja, tapi juga dari dunia internasional yang kabarnya terancam resesi.
"Dan memang tidak mungkin dalam suasana konflik akan memberikan kepercayaan kepada investor untuk masuk. Jadi memang itu tugas bersama, tidak hanya negara, tetapi juga masyarakat. Apalagi di 2023 ini kan sebenarnya tidak hanya menghadapi persaingan atau politik nasional, tetapi juga kan pengaruh peluang resesi dunia cukup tinggi," jelasnya.
Surokim yang juga dikenal sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) itu mengatakan, Pilpres 2024 ini menjadi sangat komplek di tengah pilkada serentak.
Oleh karenanya, dia mendorong untuk memitigasi munculnya kembali politik identitas, dalam hal ini adalah cebong kampret.
Surokim ingin para elite politik menawarkan politik kebangsaaan, ide dan gagasan ke masyarakat yang tentunya jauh lebih positif untuk membangun peradaban Indonesia lebih baik.
"Semestinya partai politik harus sadar bahwa tantangan yang dihadapi di pemilu 2024 itu jauh lebih kompleks. Masa transisi dari masa pandemi mestinya ada konteks yang perlu diperhatikan, agar kemudian politik dibangun lebih mengarah kepada politik kebangsaan, politik ide, politik gagasan, di mana menurut pendapat saya, itu jauh lebih positif untuk membangun peradaban politik kita yang lebih elegan," ungkapnya.(*)
Video seru hari ini: