-
Benarkah Suntik Vaksin Presiden Jokowi Gagal? Cek Faktanya
55 menit lalu -
India Mulai Vaksinasi Covid-19
54 menit lalu -
6 Hal yang Perlu Diketahui buat Investor Baru
57 menit lalu -
PGI: Jangan Pernah Takut Vaksinasi Covid-19
57 menit lalu -
Tips Memilih Obat Kumur Antiseptik untuk Anak
57 menit lalu -
Top 3 News: Ramai Kabar Warga Depok Meninggal di Taksi Daring Diduga Covid-19
57 menit lalu -
Inter Milan Bungkam Juventus, Conte: Nerazzurri Tampil Luar Biasa
35 menit lalu -
Bos Telegram Janji Tak Akan Manfaatkan Data Pribadi Pengguna untuk Iklan Tertarget
57 menit lalu -
Jadwal Liga Italia Hari Ini: Cagliari vs AC Milan
54 menit lalu -
Final Piala Super Spanyol : Ditekuk Bilbao, Barcelona Gagal Dapat Trofi Pertama
56 menit lalu -
Prajurit TNI Keliling Kampung Papua Obati Warga
50 menit lalu -
Barcelona Gagal Raih Piala Super Spanyol, Koeman: Bukan Kemunduran
19 menit lalu
0
Pengusaha Minta Pemerintah Kaji Lagi

Kebijakan itu membuat Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) khawatir. "Proses importasi dari negara produsen juga tidak mudah. Mulai dari proses pembelian, kesiapan infrastruktur dan banyak hal yang sering terjadi di luar prediksi," ujar Sekjen Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), Indra Suryaningrat dalam keterangannya, seperti dilansir detikcom, Sabtu (21/11).
Indra meminta pemerintah mengkaji ulang rencana tersebut, apalagi yang diimpor langsung industri mamin dalam berupa produk jadi GKR. Sementara produk impor anggota AGRI berupa raw sugar sehingga menimbulkan nilai tambah, baik penyerapan tenaga kerja, pajak, maupun investasi.
"AGRI juga telah membantu pemerintah memenuhi buffer stockkebutuhan gula apabila terjadi kelangkaan barang," jelasnya.
Indra juga menyarankan agar Pemerintah memberikan kemudahan pada birokrasi penerbitan Izin Impor supaya prosesnya tidak memakan waktu lama. Pemberian izin langsung kepada Industri mamin berpotensi adanya penambahan waktu proses penerbitan izin importasi karena diperlukan audit dan pengawasan yang ekstra ketat kepada masing-masing Industri mamin sebelum izin diberikan.
AGRI masih menunggu dari Kemenperin. Menurut data AGRI, Raw Sugar dari Thailand sudah habis, dan Raw Sugar dari Australia hampir selesai panen tebu pada pertengahan/akhir bulan November dan sisa Raw Sugar Australia sudah menipis, oleh sebab itu perolehan Raw Sugar saat ini hanya dimungkinkan dari Brazil.
Proses importasi Raw Sugar dari Brazil memerlukan waktu kurang lebih 45 - 60 hari. Berdasarkan laporan dari Anggota AGRI bahwa stock Raw Sugar dan Produk GKR hanya mencukupi sampai dengan akhir bulan Desember 2020. Indra menegaskan bahwa hubungan AGRI dengan Industri Mamin cukup baik. Kerjasama B to B selalu mengedepankan win-win solution.
"Oleh karena itu, kami tegaskan AGRI bukan menambah mata rantai sehingga hanya mencari rente, melainkan membantu pemerintah dan indutri pengguna," pungkas Indra. *
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali