-
Timnas Spanyol Keok di Markas Skotlandia, Luis de la Fuente Menolak Panik
53 menit lalu -
AdMedika dukung produk Taspen Smart Health
50 menit lalu -
Terungkap, Uang Haram Bupati Kapuas dan Istrinya Dipakai untuk Ongkos Politik
59 menit lalu -
5 Fakta Puncak Arus Mudik Lebaran 2023, Kemungkinan Terjadi pada 18-21 April
37 menit lalu -
Seumpama Tidak Ada Pandemi, Timnas Israel U-20 Tak Akan Ada di Piala Dunia U-20 Indonesia
42 menit lalu -
Pakai Judul Heboh, Media Malaysia Takjub Lihat Gol Jordi Amat di Laga Timnas Indonesia vs Burundi
23 menit lalu -
Viral Menara Saidah Menyala Merah Saat Maghrib, Warga: Sudah Tak Dialiri Listrik Puluhan Tahun
34 menit lalu -
Kisah Bupati Dihukum Mati Adipati Pasuruan Usai Kalah Duel Melawan Panembahan Senopati
53 menit lalu -
Diduga Hendak Tawuran, 8 Remaja Bersajam Diamankan Polisi di Kebon Jeruk
47 menit lalu -
Thariq Halilintar Susah Move On Setelah Putus dari Fuji?
41 menit lalu -
Penyebab Timnas Indonesia Ramai Diminta Hadapi India di FIFA Matchday Juni 2023
49 menit lalu
Pentagon: Balon Mata-Mata Diduga Kiriman China, Terbang di Atas Wilayah AS

WASHINGTON - Sebuah balon mata-mata, yang dicurigai dari China, telah terbang di atas Amerika Serikat (AS) selama beberapa hari, dan pejabat senior AS telah menyarankan Presiden Joe Biden agar tidak menembak jatuhnya karena takut puing-puing itu dapat menimbulkan ancaman keselamatan.
Insiden itu mengingat kembali sejauh mana Beijing dan Washington siap melakukan tindakan untuk memata-matai satu sama lain di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara adidaya.
"Pemerintah Amerika Serikat telah mendeteksi dan melacak balon pengintai ketinggian tinggi yang berada di atas benua Amerika Serikat saat ini," kata Juru Bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder kepada wartawan, sebagaimana dilansir Reuters.
Berita itu tersiar ketika Direktur CIA William Burns berbicara di sebuah acara di Universitas Georgetown Washington, di mana dia menyebut China sebagai "tantangan geopolitik terbesar" yang saat ini dihadapi Amerika Serikat.
China dan Amerika Serikat, dua ekonomi terbesar di dunia, telah mengalami ketegangan akhir-akhir ini, bentrok mengenai Taiwan, catatan hak asasi manusia China, dan aktivitas militernya di Laut China Selatan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan mengunjungi China dalam beberapa hari mendatang.
Seorang pejabat senior pertahanan AS, memberi pengarahan kepada wartawan dengan syarat anonim, mengatakan Amerika Serikat telah "menangkap" balon itu sejak memasuki wilayah udara AS beberapa hari yang lalu dan telah mengamatinya dengan pesawat militer AS yang diujicobakan.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, saat melakukan perjalanan ke Filipina, mengadakan pertemuan pejabat senior Pentagon pada Rabu, (1/2/2023) untuk membahas insiden balon tersebut.