-
Gregoria Mariska Tunjung Ungkap Penyebab Tumbang di Semifinal Swiss Open 2023
46 menit lalu -
4 Fakta Alphard Milik Sri Mulyani Masuk Apron Bandara Soetta
28 menit lalu -
Shayne Pattynama Pamer Tiket ke Indonesia, Bela Skuad Garuda di Laga Kedua Kontra Burundi?
27 menit lalu -
Roberto Mancini akan Rotasi Skuat Italia Saat Tandang ke Malta
36 menit lalu -
Telah dibuka, preorder Nothing Ear 2 di Erajaya Active Lifestyle
35 menit lalu -
Cuaca Malang Hari Ini: Hujan Seharian, Siap-Siap, Ker!
56 menit lalu -
Arus Balik Libur Nyepi dan Awal Ramadhan, Jalur Puncak Diberlakukan Ganjil-Genap
44 menit lalu -
Lima tahun Citarum Harum: Sungai penting yang masih jadi 'kakus raksasa' karena limbah tinja
22 menit lalu -
Hujan Di Mana-Mana, BMKG: Waspada Banjir!
30 menit lalu -
Ibrahimovic Jadi Pemain Tertua
28 menit lalu -
Casemiro Jadi Kapten Baru Timnas Brasil
27 menit lalu -
Sheikh Qatar Setuju Harga MU Rp 112 Triliun
27 menit lalu
PKS dan Golkar Harapkan MK Dengarkan Aspirasi Mayoritas Dukung Sistem Proporsional Terbuka

JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berkunjung ke Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta. Keduanya diketahui menjadi bagian dari delapan partai politik di DPR yang menolak sistem proporsional tertutup diterapkan dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan bahwa pertemuan keduanya merupakan komitmen keduanya dalam memastikan pelaksanaan Pemilu 2024. Termasuk sistem proporsional terbuka diterapkan dalam pemilihan legislatif.
"Jadi tadi kami mendiskusikan untuk tetap mendorong supaya dan meyakinkan MK dan hakim-hakimnya juga mendengarkan aspirasi. Ini kan sudah aspirasi mayoritas, di DPR sudah delapan partai politik, saya rasa seluruh elemen masyarakat juga termasuk masyarakat sipil dan lainnya juga mendukung (sistem proporsional terbuka)," ujar Doli di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (7/2).
Ditanya, apakah pertemuan antara Partai Golkar, PKS, dan Partai Nasdem adalah bentuk sikap dalam menanggapi potensi gangguan terhadap sistem proporsional terbuka? Doli membantah hal tersebut. Meskipun ia menjelaskan, sudah menjadi kewajiban semua pihak untuk menyukseskan Pemilu 2024.
"Termasuk agenda politik dan pemilu itu secara konsisten berlangsung. Kita sudah ada konsensus bahwa pemilu itu dilaksanakan lima tahun sekali dan kita tahu lima tahun lalu itu 2019, artinya yang berikutnya ada 2024," ujar Doli.
"Sekarang kita sudah masuk di tahapan pemilu yang sekian bulan dan semuanya sedang mempersiapkan diri. Jangan kemudian kita mempersoalkan soal agenda," sambung Ketua Komisi II DPR itu.
Sekretaris Jenderal PKS, Habib Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan bagian dari silaturahmi kebangsaan. Poin penting yang disampaikannya adalah Pemilu 2024 diharapkan dapat berjalan dengan langsung, umum, bebas, dan rahasia (Luber), juga jujur dan adil (Jurdil).
"Kita ingin suasana pemilu yang sudah terjadwal ini bisa berjalan dengan baik, itu yang kita harapkan. Terjadwal dengan baik, jurdil, dan bisa mendapatkan suasana harapan hasil pemilihan yang terbaik," ujar Aboe.
Kondusivitas jelang Pemilu 2024 menjadi harapan Partai Golkar dan PKS di tengah berbagai dinamika politik Indonesia saat ini. Mengingat dalam beberapa waktu terakhir, timbul tenggelam pendapat-pendapat terkait mekanisme pelaksanaan kontestasi.
"Intinya satu kalimat, membuat suasana kondusif menghadapi Pemilu 2024. Itu saja sebenarnya inti dari dialog-dialog kita yang panjang, sambil menyelaraskan, menyesuaikan informasi perkembangan-perkembangan yang ada," ujar Aboe.
Berita Terkait
- Soal Gabung ke KIB, Sekjen PKS: Serba Mungkin
- Golkar dan PKS Pastikan Kawal Pemilu 2024 Terlaksana Sesuai Jadwal
- Lewat Pantun, PKS Goda Golkar Gabung ke Koalisi Perubahan
- Alquran Dibakar, AS Ingatkan Warganya Waspada di Swedia
- Ditanya Soal Strategi Urus Sepak Bola, Erick Thohir: Saya Bukan Orang Baru di Sana