-
Ada 20 Ribu Posko Covid-19, Kegiatan Terbanyak Sosialisasi
49 menit lalu -
Pasca Dilantik, Jaya-Wibawa Tancap Gas Penanganan Covid-19
53 menit lalu -
Workout, Begini Cara Georgina Rodriguez Bentuk Tubuh Aduhainya
52 menit lalu -
Lolos ke 16 Besar, tapi AC Milan Punya Banyak PR
39 menit lalu -
Teka-teki Harta Karun VOC yang Masih Jadi Misteri
48 menit lalu -
Satgas: Kalung Pengait Masker Berpotensi Kurangi Higienitas
46 menit lalu -
Kasus Aktif di 65 Daerah Capai Lebih dari Seribu
36 menit lalu -
Bursa Transfer: Bintang Milan Bertahan, 2 Pemain Top ke City
35 menit lalu -
Nasdem Klaim Sudah Ada Rekan Koalisi untuk Konvensi Capres
55 menit lalu -
Jadwal Liga Inggris Akhir Pekan Ini: Chelsea vs Manchester United
27 menit lalu -
Beberapa Syarat yang Harus Dipenuhi Bila Ingin Donor Darah
30 menit lalu -
FOTO: Ditahan Imbang 0-0 Real Sociedad, Manchester United Lolos ke Babak 16 Besar Liga Europa
57 menit lalu
PPKM Diperpanjang Percepat Pemulihan Ekonomi, Ini Penjelasannya

JAKARTA - Keputusan pemerintah memperpanjang masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sebagaian wilayah Jawa-Bali hingga 8 Februari dinilai akan mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia. Hal ini karena kebijakan tersebut bisa mengurangi angka kasus baru Covid-19 di Tanah Air.
"Jadi menurut saya pertimbangan PPKM memang bukan ekonomi tetapi lebih kepada penanggulangan pandemi yang bila bisa dilakukan cepat maka membantu pemulihan ekonomi," kata Direktur Riset CORE Piter Abdullah kepada Okezone, Jumat (22/1/2021).
Baca juga: PPKM Kembali Diperpanjang, Berikut Sejumlah Aturannya
Dia menyebut, ketika pemerintah mulai serius melakukan penanganan wabah, maka nantinya akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Semakin cepat pandemi ditanggulangi semakin cepat ekonomi bisa pulih," ujarnya.
Baca juga: Tambah Ruang ICU Pasien Covid-19, Menko Airlangga Colek Menkes
Menurut dia, kini kalangan pebisnis pemikirannya harus segera diubah. Sebab, yang membuat bisnis mengalami kelesuan itu bukan PPKM, melainkan karena Covid-19 menjadikan minat beli masyarakat rendah.