-
Mikel Arteta Ternyata Sudah Lama Pantau Martin Odegaard
52 menit lalu -
Jumlah Zona Merah Turun, Zona Oranye Melonjak
49 menit lalu -
Sempat Terlihat Bertengkar dengan Pria, Wanita Hamil Nekat Hendak Lompat dari JPO
53 menit lalu -
MU Dihajar Sheffield United, 3 Pemain yang Jadi Biang Kerok Kekalahan
54 menit lalu -
Solusi Belajar Online Ideal Menurut Guru dan Orangtua
53 menit lalu -
Sehari Setelah Dilantik Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Langsung Bertemu Ketum PBNU, Nih Agendanya
41 menit lalu -
Ilmuwan Sebut Bulan Purnama Pengaruhi Siklus Tidur Manusia
43 menit lalu -
Banyak Kebijakan KKP yang Langgar Semangat Konservasi, Salah Satunya Ekspor Karang
48 menit lalu -
Giliran Abu Janda Dilaporkan ke Bareskrim karena Tindakan Rasisme
52 menit lalu -
Ciri Khusus Meterai Rp10.000, Cek Jangan Sampai Tertipu
27 menit lalu -
Sepayung Berdua dengan Sri Mulyani di Istana, Retno Marsudi: Supporting One Another
25 menit lalu -
Dilaporkan KNPI ke Bareskrim, Akankah Nasib Abu Janda seperti Ambroncius Nababan?
39 menit lalu
Riset Baru Buktikan Pentingnya Masker untuk Cegah Covid-19

JAKARTA -- Masker menjadi alat paling sederhana dalam membantu memberi perlindungan terhadap diri sendiri dan orang lain selama pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) terjadi. Meski demikian, tak sedikit orang yang meragukan pentingnya penggunaan masker selama pandemi.
Seperti di Amerika Serikat (AS), terdapat gerakan anti-masker yang dipicu oleh politik, bukan sains. Mereka terus yakin bahwa alat ini tidak akan membantu menghentikan penyebaran virus.
Beberapa orang bahkan mengklaim bahwa masker akan mencegah oksigen mencapai tubuh. Apa yang terburuk dari semuanya, beberapa menyamakan masker dengan hal yang bersifat penindasan dan menemukan berbagai alasan untuk menghindari penggunaan masker di tempat umum.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan Mayo Clinic menyimpulkan bahwa masker memiliki peran penting dalam mencegah penularan COVID-19. Tim peneliti menjalankan serangkaian eksperimen yang melibatkan boneka untuk mensimulasikan penyebaran partikel dengan dan tanpa masker.
Para peneliti ingin mengukur seberapa efektif masker dalam memblokir aerosol dan tetesan yang dihasilkan manusia. Mereka menggunakan manekin untuk mensimulasikan bagaimana orang yang terinfeksi akan menyebarkan tetesan air saat memakai segala jenis penutup wajah, dari masker medis hingga penutup kain.
Dari sana, para peneliti melihat bagaimana manekin akan menyebarkan aliran partikel yang sama tanpa masker pelindung. Mereka juga melihat aturan jarak sosial memiliki peran yang tak kalah penting.
Penelitian menemukan bahwa semakin jauh jarak orang satu sama lain, maka semakin rendah risiko infeksi, terutama bila dikombinasikan dengan penggunaan masker. Matthew Callstrom, ketua departemen radiologi mengatakan studi menemukan ukuran paling penting untuk mengurangi risiko paparan COVID-19 adalah dengan memakai masker
"Kami menemukan bahwa masker medis sekali pakai dan masker kain dua lapis efektif dalam mengurangi transmisi tetesan. Kami tidak menemukan perbedaan antara jenis masker dalam hal seberapa baik masker memblokir partikel aerosol yang dipancarkan oleh pemakainya," ujar Callstrom, dilansir BGR, Sabtu (28/11).
Callstrom mengatakan mekanisme penularan COVID-19 yang paling umum adalah melalui tetesan pernapasan yang lebih besar dari aerosol dan lebih mudah tersumbat dengan masker. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa virus menyebar terutama melalui droplet. Kedua lembaga tersebut mengakui bahwa penularan aerosol adalah sebuah risiko.
Para peneliti merilis gambar yang membandingkan ukuran virus SARS-CoV-2 terhadap partikel 2-mikron. Ukuran ini mewakili ukuran partikel aerosol yang dapat mengandung virus corona. Studi ini juga mengukur perjalanan partikel aerosol dari sumber ke target pada jarak yang berbeda.
Para peneliti menemukan bahwa jumlah partikel berkurang dengan jarak yang lebih jauh. Temuan ini mendukung panduan CDC tentang jarak sosial yang merekomendasikan jarak enam kaki antara orang-orang.
Grafik yang dirilis menunjukkan risiko eksposur berdasarkan pemakaian masker dan jarak. Para peneliti menemukan bahwa masker membantu bahkan jika kedua subjek lebih dekat dari jarak enam kaki.
Callstrom kembali menegaskan bahwa secara objektif penelitian yang dilakukan oleh tim dari Mayo Clinic menunjukkan masker sangat penting untuk melindungi satu sama lain. Jika Anda memakai masker, Anda melindungi orang lain, demikian sebaliknya.
- Kuba Mulai Uji Klinis Dua Vaksin Covid-19
- 14 Aturan Protokol untuk Selenggarakan Resepsi di Jakarta
- Paru Pasien Covid-19 dengan Gejala Parah Pulih dalam 3 Bulan
- Riset Baru Buktikan Pentingnya Masker untuk Cegah Covid-19
- Sosok Fakhrizadeh, Ilmuwan Nuklir Iran yang Tewas Dibunuh