-
Jadwal Siaran Langsung Liga Italia di RCTI Pekan Ini: Big Match AC Milan vs Atalanta
55 menit lalu -
KPK Perpanjangan Masa Penahanan Edhy Prabowo
25 menit lalu -
Legenda AC Milan Justru Jagokan Juventus Juara Liga Italia Musim Ini
45 menit lalu -
Erick Thohir: SWF Indonesia Beda dengan Malaysia, Itu yang Ada Kasus
56 menit lalu -
Leo Saputra Sakit, Persija Jakarta Kirim Doa
29 menit lalu -
Saksikan Live Streaming PSG vs Montpellier di RCTI+
43 menit lalu -
Dua Prajurit TNI Tewas dalam Kontak Tembak dengan KKSB Papua
32 menit lalu -
Prediksi: AS Roma vs Spezia
50 menit lalu -
Sriwijaya Air Pastikan Penuhi Hak Ahli Waris Korban SJ-182
31 menit lalu -
Suara Josep Guardiola Masih Terus Terngiang di Telinga Leroy Sane
41 menit lalu -
Menteri Teten Cari Celah agar UMKM Masuk Pasar Jepang
38 menit lalu -
Baru 22 Persen Tenaga Kesehatan yang Telah Divaksin
37 menit lalu
Rupiah Diprediksi Melemah Terbatas

JAKARTA - Pergerakan nilai tukar Rupiah hari ini diwarnai berbagai sentimen. Mulai dari sentimen di AS hingga efek pemangkasan suku bunga acuan BI.
Sentimen dari sisi eksternal, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menghimbau untuk mengakhiri sejumlah program pinjaman darurat yang diberikan oleh Federal Reserve dalam rangka mengatasi dampak pandemi COVID-19. Pengumuman ini mengguncang sentimen pasar dan berpotensi memudarkan minat risk-on, sekaligus menciptakan perpecahan antara pemerintah AS dan The Fed.
Baca juga: Keputusan Suku Bunga BI Warnai Gerak Rupiah Hari Ini
Investor khawatir kalau ini merupakan awal dari berakhirnya sebuah program yang telah memainkan peran penting dalam menjaga keyakinan pasar. Pasar tidak akan serta-merta kolaps ketika fasilitas pinjaman darurat The Fed ini diakhiri, tetapi sistem keuangan akan kehilangan salah satu tamengnya dari risiko aksi jual dan krisis kredit.
Federal Reserve pun bersikap kontra terhadap himbauan Mnuchin. Padahal, bank sentral AS jarang mengambil posisi konfrontatif versus pemerintah. Demikian seperti dikutip laporan treasury MNC Bank, Jakarta, Senin (16/11/2020).
Di sisi lain pergerakan Rupiah juga dipengaruhi para pemimpin negara-negara Uni Eropa belum mencapai kesepakatan bulat tentang pengesahan anggaran Uni Eropa maupun negosiasi dagang pasca-brexit dengan Inggris.
Anggaran jangka panjang itu vital bagi kelanjutan momentum pemulihan Uni Eropa pasca-pandemi, sementara negosiasi dagang pasca-brexit sudah mendekati deadline akhir tahun ini. Tapi, kedua topik ini masih dibayangi ketidakpastian yang cukup pekat.