-
Timnas Spanyol Keok di Markas Skotlandia, Luis de la Fuente Menolak Panik
55 menit lalu -
AdMedika dukung produk Taspen Smart Health
52 menit lalu -
Seumpama Tidak Ada Pandemi, Timnas Israel U-20 Tak Akan Ada di Piala Dunia U-20 Indonesia
44 menit lalu -
5 Fakta Puncak Arus Mudik Lebaran 2023, Kemungkinan Terjadi pada 18-21 April
39 menit lalu -
Viral Menara Saidah Menyala Merah Saat Maghrib, Warga: Sudah Tak Dialiri Listrik Puluhan Tahun
36 menit lalu -
Pakai Judul Heboh, Media Malaysia Takjub Lihat Gol Jordi Amat di Laga Timnas Indonesia vs Burundi
25 menit lalu -
Kisah Bupati Dihukum Mati Adipati Pasuruan Usai Kalah Duel Melawan Panembahan Senopati
55 menit lalu -
Penyebab Timnas Indonesia Ramai Diminta Hadapi India di FIFA Matchday Juni 2023
51 menit lalu -
Diduga Hendak Tawuran, 8 Remaja Bersajam Diamankan Polisi di Kebon Jeruk
49 menit lalu -
Thariq Halilintar Susah Move On Setelah Putus dari Fuji?
43 menit lalu -
Kapan Marc Marquez Masuk MotoGP? Ini Perjalanan Kariernya
27 menit lalu -
Melihat Kombinasi Lengkap Skill Daniel Marthin
12 menit lalu
Rusia: AS Jangan Harapkan Dunia Lupakan Pembenaran Perang Irak

RUSIA - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan kepada RIA Novosti pada Sabtu (4/2/2023), bahwa Amerika Serikat (AS) seharusnya tidak mengharapkan dunia untuk melupakan bahwa AS memalsukan pembenarannya atas invasi Irak pada 2003 silam.
Diplomat Rusia itu membuat pernyataan tersebut pada malam peringatan 20 tahun pidato yang sekarang terkenal oleh Menteri Luar Negeri AS saat itu Colin Powell di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di mana dia menunjukkan dugaan bukti senjata pemusnah massal Irak, termasuk senjata biologis.
Kala itu, untuk mendukung kasusnya, Powell memamerkan sebotol kecil bubuk putih, yang dianggap mewakili antraks, dan memberi tahu dewan bahwa AS tidak punya pilihan lain selain berperang. Namun, tidak ada senjata pemusnah massal yang pernah ditemukan di Irak.
BACA JUGA: Berdebat dengan George Bush soal Invasi ke Irak, Megawati: Kayak Blitzkrieg Serbuan Kilat Jerman
"Aksi Powell di PBB telah lama menjadi lambang kemunafikan dan keyakinan elit penguasa AS atas impunitasnya sendiri dan haknya yang tak tertandingi untuk secara angkuh memberi tahu seluruh dunia," terangnya.
BACA JUGA: Komitmen pada Kedaulatan dan Kemerdekaan, Arab Saudi Tolak Agresi Apapun Terhadap Wilayah Irak
Dia menambahkan bahwa itu juga merupakan simbol dari kesediaan Washington untuk "menggunakan kekuatan melawan lawan yang jelas lebih lemah untuk mempertahankan hegemoni globalnya sendiri".
Namun, diplomat tersebut menyarankan bahwa - tidak seperti di tahun 2000-an dan selama kampanye pengeboman NATO di Yugoslavia tahun 1999 - Washington tidak dapat lolos dari "bandit internasional" dalam kondisi saat ini.