-
Jose Mourinho Belum Puas dengan Performa Gareth Bale
46 menit lalu -
Profil Alvian Sanyi, Eks Pemain Timnas Indonesia U-19 yang Aniaya Pacar Gara-Gara Mobile Legends
37 menit lalu -
Elkan Baggott Main, Ipswich Town U-23 Melesat ke Puncak Klasemen
51 menit lalu -
Marko Simic Pamer ke Negaranya Usai Ditawari Bela Timnas Indonesia
47 menit lalu -
Sri Mulyani Akui Banyak Masyarakat Tak Mau Disuntik Vaksin Covid-19
46 menit lalu -
Harga Mahal, Pedagang Daging Sapi Mogok Jualan 3 Hari
56 menit lalu -
Beragamnya Kabinet Biden, Ada Muslim, Asia, dan Palestina
43 menit lalu -
Pasien Positif COVID-19 Masih Tinggi di Angka 10.365 Orang
43 menit lalu -
Legalkan Cantrang, Nelayan: Bagaimana Nasib Anak Cucu Kami Cari Ikan?
27 menit lalu -
Georgina Rodriguez Tak Pernah Kira Bisa Jadi Model Tersohor
54 menit lalu -
Inilah Ucapan Gus Nur yang Dinilai Sebagai Ujaran Kebencian
46 menit lalu -
Buruh Sebut Terjadi Gelombang Kedua PHK Besar-besaran, Ini Buktinya
37 menit lalu
'Salju Hijau' Selimuti Es di Antartika

JAKARTA -- Satelit telah menangkap gambar hamparan hijau di benua Antartika. Rupanya itu adalah ganggang yang mekar sehingga tampak seperti salju berwarna hijau yang menyelimuti tanah es.
Dikutip Cnet, Jumat (22/5), ganggang yang tersebar di bagian pesisir Antartika itu dianggap sebagai dampak iklim pemanasan global. Warna hijau itu disebabkan oleh mekarnya salju alga mikroskopis.
Fenomena alam ini ditunjukkan tim yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas Cambridge di Inggris. Kemudian disertai Survei Antartika Inggris yang menggunakan data satelit serta pengamatan lapangan untuk membuat peta ganggang hijau itu.
"Salju tumbuh di daerah 'hangat', di mana suhu rata-rata hanya di atas nol derajat Celcius selama musim panas Australia, bulan-bulan musim panas belahan bumi selatan dari November hingga Februari," tulis laporan University of Cambridge dalam rilisnya.
Peneliti belum dapat memprediksi pertumbuhan salju itu di masa depan. Peneliti menerbitkan karya mereka di jurnal Nature Communications pada Rabu, 20 Mei lalu.
Sebelumnya para ilmuwan juga pernah terserang sakit kepala ketika kotoran penguin berubah menjadi gas tertawa di Antartika. Koloni penguin yang ada di sekitarnya boleh jadi berperan dalam perkembangan ganggang hijau.
Baru-baru ini, peneliti juga mempelajari kotoran penguin yang dapat menyebabkan masalah gas tertawa, di mana itu juga bisa berperan dalam pertumbuhan ganggang. Perubahan iklim sepertinya akan berperan sebagai "penghijauan" salju Antartika yang tidak disengaja.
"Ketika Antartika menghangat, peneliti memperkirakan massa alga salju secara keseluruhan akan meningkat, karena penyebaran ke tempat yang lebih tinggi akan secara signifikan lebih besar daripada hilangnya petak ganggang pulau kecil," kata ilmuwan tanaman Universitas Cambridge Andrew Gray, penulis utama makalah tersebut.
Para ilmuwan tidak hanya melihat hamparan hijau. Bagian Antartika terlihat seperti pelangi. Para peneliti bermaksud memperluas studi mereka untuk memasukkan mekar alga merah dan oranye yang berkontribusi pada lanskap multi-warna ini.
- Satu Pasien Covid-19 Meninggal tak Lama Usai Terkonfirmasi
- Pesawat Jatuh di Karachi, tidak Ada Penumpang WNI