-
Olympique Marseille Angkut Arkadiusz Milik dari Napoli
56 minutes ago -
Mengapa fasilitas nuklir Iran tetap rentan terhadap serangan, termasuk dari Israel
58 minutes ago -
Jamal Musiala Bikin Liverpool dan Manchester United Gigit Jari
53 minutes ago -
Barcelona Butuh Extra Time untuk Singkirkan Cornella 2-0
48 minutes ago -
Cornella vs Barcelona: Dembele dan Braithwaite Pastikan Tiket 16 Besar
46 minutes ago -
Drama Penalti Menangkan Atletico Madrid 2-1 atas Tuan Rumah Eibar
40 minutes ago -
Mastercard akselerasi UKM untuk go online
59 minutes ago -
Bandara Soekarno-Hatta terapkan digitalisasi surat hasil tes COVID-19
54 minutes ago -
Edhy Prabowo Mengeluh Tidak Dapat Bertemu Keluarga
39 minutes ago -
Georgina Rodriguez: Dari Pelayan hingga Menjadi Influencer Papan Atas
29 minutes ago -
Marc Marquez Mulai Berlatih, Fans Gembira
55 minutes ago -
Biznet akan agresif di Jabodetabek, Jawa, dan Bali
46 minutes ago
Satgas Temukan Lebih dari 1.600 Klaster di 10 Provinsi

JAKARTA -- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, Kementerian Kesehatan dan Satgas mengidentifikasi lebih dari 1600 klaster di 10 provinsi prioritas berdasarkan pelacakan kontak hingga Ahad (22/11). Kesepuluh provinsi prioritas tersebut yakni Aceh, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Reisa menyebut, lebih dari lima ribu pelacak kontak pun telah diturunkan di daerah-daerah tersebut. Dari sekitar 1.600 klaster yang ditemukan, Satgas menemukan sejumlah klaster baru yang terjadi beberapa hari terakhir ini.
"Sayangnya, beberapa klaster terjadi baru-baru ini," kata Reisa dalam dialog 'Tata Laksana Vaksinasi di Indonesia'.
Reisa mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan penguatan tracing atau pelacakan kasus dengan target rasio 1:30. Yakni, jika ada 1 orang pasien yang terkonfirmasi positif, maka 30 orang kontaknya akan ditelusuri.
Pelacakan dilakukan secara agresif, mulai dari tingkat kecamatan, terutama di daerah dengan populasi besar atau terjadi kerumunan dengan jumlah massa yang besar. Karena itu, Reisa meminta agar masyarakat yang berada dalam kerumunan dan situasi dengan risiko tinggi agar melakukan pemeriksaan Covid-19 serta melakukan isolasi mandiri sehingga dapat melindungi orang lain terutama orang-orang terdekat.
"Pelajaran bagi kita yang tidak berada di acara-acara kerumunan dengan tetap disiplin 3M," kata dia.
Ia pun mengingatkan masyarakat agar membantu menekan angka penambahan kasus baru. Hal ini agar para tenaga kesehatan dapat berkonsentrasi penuh menyembuhkan pasien dan ruang perawatan intensif ICU tidak semakin penuh oleh pasien Covid-19.
"Sehingga mereka tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi keluarganya juga, lalu merugikan secara ekonomi juga apabila terkonfirmasi positif," kata Reisa.
Berita Terkait
- Polisi Masih Selidiki Pelanggaran Protokol Covid Acara HRS
- Pemimpin G20 akan Bantu Negara-Negara Miskin Hadapi Covid
- Camat: Lima Warga Tebet yang Positif Covid tak Ikut Maulid
- Nabi Ajarkan Cara Memelihara Hewan
- Polisi Masih Selidiki Pelanggaran Protokol Covid Acara HRS