-
Dengar Kabar Anak Ridwan Kamil Hilang, Krisdayanti Jadi Khawatir dengan Azriel
58 menit lalu -
Di Penghujung Ramadhan Rumah Zakat Tetap Berbagi Kado Lebaran Yatim untuk Dhuafa
38 menit lalu -
WHO Anggap Cacar Monyet Ancaman Serius, Harus Segera Dibendung
56 menit lalu -
6 Fakta BLT Subsidi Rp1 Juta , Cek Info dan Kepastian Waktu Pencairannya
52 menit lalu -
Gelar Demo, Massa PPI Minta Polisi Tangkap Nikita Mirzani
48 menit lalu -
Pratama Arhan Dipanggil Timnas Indonesia, Tokyo Verdy Bersedia Lepas?
38 menit lalu -
Jokowi Minta Rakyat Berhemat, Pengamat Singgung Biaya Pemilu 2024
33 menit lalu -
Rumah Zakat Bagikan 12 Paket Syiar Quran di Denpasar Bali
27 menit lalu -
Bomber Liverpool Jadi Pembelian Pertama AC Milan di Musim Panas?
28 menit lalu -
Ingin Bertemu Putin, Zelensky Bilang Ukraina Mau Hidup Damai
18 menit lalu -
Detik-Detik Eril Putra Ridwan Kamil Terseret Arus Sungai di Swiss
11 menit lalu -
Beragam Jenis Kuteks, Percantik Penampilan
18 menit lalu
Sekeping Surga yang Kini Porak-Poranda

JAKARTA - Suriah adalah sebuah negara yang terletak di Benua Asia, tepatnya di Asia Barat yang biasanya disebut dengan kawasan Timur Tengah. Sejarawan Islam, Ahmad Ginanjar Sya'ban mengungkapkan, Suriah merupakan negara yang dulunya mendapat julukan Firdausul Arab atau Sekeping Surga di Tanah Arab.
Menurut Ginanjar, ada beberapa alasan yang membuat Suriah mendapatkan julukan istimewa tersebut. Pertama, karena Suriah termasuk negara Arab yang memiliki panorama alam yang sangat indah sekali. Kedua, Suriah mendapatkan julukan tersebut karena memiliki sejarah yang sangat luar biasa.
Dalam sejarahnya, menurut dia, Suriah pernah menjadi ibu kota Dinasti Umayyah setelah pada masa nabi dan juga Khulafaur Rasyidin. Selain itu, sahabat nabi dan para ulama besar juga banyak yang dimakamkan di Suriah, seperti Khalid bin walid, Muawiyah, Bilal Bin Rabbah, dan juga Imam Nawawi. Bahkan, pahlawan besar sejarah Islam Salahuddin al Ayyubi juga dimakamkan di Suriah.
"Artinya, Suriah ini benar-benar melambangkan kota peradaban," ujar Ginanjar saat menjadi pembicara dalam acara Workshop Kebangsaan yang digelar Densus 88 Anti Teror Polri di Kota Bogor, Kamis (20/12).
Namun, menurut Ginanjar, sejak 2010 lalu ada satu gelombang gerakan yang tidak diduga-duga. Gelombang ini pada mulanya dipandang bisa untuk dikendalikan oleh pemerintah Suriah. Tapi, kata dia, pada akhirnya gerakan radikal tersebut berada di luar kendali dan menghancurkan negara yang semula mendapatkan julukan Firdausul Arab ini menjadi Jahilul Arab.
Berita Terkait
- Badai Hantam Kamp Pengungsi Suriah, Satu Anak Meninggal
- Belasan Polisi Suriah Terluka Akibat Ledakan di Bus
- China Kirim 4.000 Ton Beras ke Suriah
- Ada GB WhatsApp 2022 Tanpa Kadaluarsa? Ini Linknya
- Saudi Kejar Pembuat Sertifikat Vaksin Covid Palsu