-
Pemerintah Gelontorkan Rp6,2 Miliar/Tahun untuk Penanganan Iklim
50 menit lalu -
Nostalgia Hari Ini: Manchester United Gunakan 2 Jersey di 1 Laga
49 menit lalu -
2 Desa di Alor Kembali Longsor Pasca Bencana Siklon Tropis Seroja di NTT
50 menit lalu -
Masjid Tak Sediakan Makanan Buka dan Sahur, Wagub Minta Warga Buka di Rumah
44 menit lalu -
Kinerja Ma'ruf Amin Banyak Dikritik, Jubir: Wapres Selalu Maksimal Bantu Presiden
34 menit lalu -
Menjadi Mualaf, Paul Pogba Terima Hidayah lewat Pergaulan
15 menit lalu -
Elektabilitas Meroket, Survei: Airlangga Tokoh Parpol yang Punya Tiket & Paling Cocok Jadi Presiden 2024!
56 menit lalu -
Duel WAGs Chelsea vs Porto, Adu Seksi antara Jennifer Giroud dan Ana Sofia Moreira
55 menit lalu -
Menerka Harga Jaket Merah Presiden Jokowi untuk Frans Pemuda NTT
43 menit lalu -
Custom Kawasaki W175: Bobber Apa Adanya, Frame Full Rigid
20 menit lalu -
Polemik Taman Mini, BUMN Pariwisata Ini Belum Terima Arahan Ambil Alih
24 menit lalu -
Pantau Pasar di Bandung, Mendag: Harga Cabai Turun 20%
37 menit lalu
Skrining Kelompok Penerima Vaksin Covid-19 Harus Lebih Ketat

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, dr. Dicky Budiman, menjelaskan pemerintah harus terbuka dan transparan terhadap vaksinasi Covid-19. Dengan keterbukaan dan transparansi diharapkan vaksin bisa sampai kepada kelompok-kelompok yang memang layak mendapatkan prioritas vaksin.
Berkaca dari beberapa kasus sebelumnya, ada beberapa kelompok yang tidak masuk kriteria prioritas ikut mendapatkan vaksin Covid-19. Tentunya ini sangat berdampak besar bagi para kelompok prioritas yang seharusnya mendapatkan haknya. Terlebih dengan ketersediaan vaksin yang masih terbatas saat ini.
"Kalau diam-diam atau tidak masuk kriteria, itu akan menjadi cacat dalam tata kelola ini. Sekali lagi walaupun terkesan ini cuman sedikit, tapi ini sangat bermakna," terang dr. Dicky, kepada MNC Portal Indonesia melalui pesan singkat, Jumat (26/2/2021).
Baca Juga : Terinfeksi Covid-19, Berikut Ini Gejala yang Akan Hilang dalam Waktu Lama
Baca Juga : Potret Wika Salim Rayakan Ultah ke-29, Dapat Kado 2 Motor!
Menurutnya apabila kelompok prioritas seperti tenaga kesehatan, atau pekerja esensial tidak terlindungi, maka dampaknya akan sangat luar biasa. Oleh sebab itu penerimaan vaksin harus benar-benar tepat sesuai dengan sasaran pemerintah.
"Jadi vaksin akan sangat bernilai dalam situasi seperti ini. Meski vaksin tidak 100 persen melindungi tapi setidaknya memberi proteksi bagi yang bersangkutan supaya bisa menunaikan tugasnya sebagai pelayan publik," tuntasnya.