-
Trik Oknum PNS agar Lancar Membawa Perempuan Bukan Bininya ke Hotel, Jangan Ditiru
38 menit lalu -
Gempi Ingin Tinggal di Bali, Gading Marten Rela Menabung
49 menit lalu -
Marco Reus Sebut Penyebab Kekalahan Dortmund dari Leverkusen
40 menit lalu -
Kasus Pembunuhan Laskar FPI ke ICC Den Haag Belanda
38 menit lalu -
Petarung Bali Jalani Sparring
38 menit lalu -
James Maddison Bangga Bisa Bawa Leicester ke Puncak
35 menit lalu -
Harga Emas Berjangka Naik di Tengah Pelemahan Dolar
50 menit lalu -
Gempa Gunung Kidul Gemparkan Warganet
50 menit lalu -
Pilkada Serentak Indonesia Dapat Apresiasi Luar Negeri
36 menit lalu -
Live Streaming Wakil Indonesia di Toyota Thailand Open Hari Ini
33 menit lalu -
Teknologi Konferensi Audio Berkualitas Tinggi Sangat Dibutuhkan di Masa Pandemi
29 menit lalu -
Pembuat Kue Ditangkap karena Membuat Kue Berbentuk Alat Kelamin dan Pakaian Dalam
34 menit lalu
Soal Distrbusi Vaksin, ET Ajak RS Swasta Salurkan Vaksin

JAKARTA -- Menteri BUMN, Erick Thohir memastikan distribusi vaksin tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah melalui BUMN. Ia merasa perlu menggaet rumah sakit swasta untuk bisa mendistribusikan vaksin ini agar bisa cepat tersampaikan ke masyarakat.
Erick memerinci, ada dua jenis vaksin yang akan dikeluarkan pemerintah. Keduanya adalah vaksin yang subsidi pemerintah dan vaksin mandiri. Namun, untuk vaksin mandiri saja, Erick menjelaskan pemerintah hanya mampu mendistribusikan vaksin sebanyak 2,3 juta vaksin per bulan.
"Makanya kami perlu mengajak swasta agar distribusi vaksin ini bisa berjalan cepat. Sebab, kalau hanya mengandalkan rumah sakit BUMN maka kami hanya sanggup distribusi 2,3 juta vaksin saja," ujar Erick di DPR, Senin (30/11).
Padahal, jika pihak swasta ikut serta Erick mengatakan distribusi vaksin bisa mencapai 11 juta dari pihak swasta. Ia mengatakan, maka dengan total 13,3 juta vaksin yang bisa didistrubusikan masyarakat lebih cepat akses vaksin ini.
"Ini mau enggak mau disinergikan. Enggak bisa juga vaksinasi BUMN saja. Ruginya masyarakat. Kalau bisa foodprint bisa 2,5 jt, mau sampai kapan. Kalau bisa 13 juta, maka ini bisa delapan hingga sembilan bulan," ujar Erick.
Berita Terkait
- Soal Vaksin, Erick Thohir: Tunggu BPOM
- Korsel Ingin Tambah Jutaan Dosis Vaksin Covid-19
- Erick: 90 Persen BUMN Kehilangan Penerimaan Cukup Besar
- Pembelajaran Tatap Muka Januari Bukan Tanpa Syarat
- Yogyakarta Bersiap Hadapi Lonjakan Kasus Libur Akhir Tahun