-
Shin Tae-yong: Saya Sudah Berpengalaman di Piala Dunia 2018
45 menit lalu -
Pemain Timnas Indonesia Diminta Shin Tae-yong untuk Maksimal Ketika Berlatih
58 menit lalu -
Media Vietnam Soroti Keputusan Justin Hubner Pilih Timnas Indonesia U-20 ketimbang Belanda U-20
48 menit lalu -
Kini Jadi Seorang Bapak, Marshel Widianto Curhat Begini
49 menit lalu -
Perppu Ciptaker Jadi UU, Kemnaker Pastikan Jatah Libur Pekerja 2 Hari Tetap Ada
54 menit lalu -
Wacana Duet Prabowo-Airlangga, Jubir: Gerindra dan Golkar Punya kesamaan
40 menit lalu -
Menjelang Libur Hari Raya Nyepi 64 Ribu Tiket KAJJ Ludes Terjual
47 menit lalu -
Ardi Idrus Susul Nadeo Hengkang? Dewa United Tertarik Tebus dari Bali United
45 menit lalu -
KPK Jerat Tersangka Baru Korupsi Stadion Mandala Krida
57 menit lalu -
6 Potret Atlet Voli Pantai Cantik Kelley Kolinske, Hobinya Masak dan Main Sepeda
56 menit lalu -
'Bawi Syati', Penekun Pangleakan Ubah Wujud Menjadi Babi Betina
53 menit lalu -
Status Buronan Vladimir Putin Berlaku Seumur Hidup
52 menit lalu
Tak Ada Niat Mengancam atau Menantang Negara Lain, China: Mentalitas Perang Dingin Tidak Populer di Asia Pasifik

BEIJING - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Mao Ning dalam sebuah konferensi pers harian mengatakan bahwa mentalitas Perang Dingin dan konfrontasi blok tidak populer di kawasan Asia-Pasifik.
Pernyataan itu disampaikan Mao sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), di mana kedua pihak tersebut menyatakan kekhawatiran tentang perkembangan kerja sama militer China-Rusia.
Dikutip Antara, Mao mengatakan China berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dunia.
Dia juga mengatakan bahwa China tidak terlibat dalam kompetisi geopolitik dan tidak memiliki niat untuk menantang atau mengancam negara mana pun.
BACA JUGA: Mata-Mata Perang Dingin Paling Terkenal Dibebaskan Usai Dipenjara Selama 20 Tahun di AS
Pada kesempatan itu, Mao pun menanggapi pertanyaan terkait pernyataan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg tentang ancaman keamanan dari China.
"Saat mengunjungi Korea Selatan dan Jepang, Sekjen NATO itu selalu merujuk kepada China, dengan sengaja menyebarkan apa yang disebut 'ancaman China' dan menabur perselisihan antarnegara di kawasan dengan garis ideologis," terangnya mengomentari pernyataan Stoltenberg.