-
Penjelasan BKN soal Suket Pendaftaran PPPK 2023, Honorer Jangan Salah Kaprah!
58 menit lalu -
Ganjar Terima Hadiah Jersei MU Nomor 8 dari Kades se-Indonesia, Apa Artinya?
57 menit lalu -
Hashtag KamiUMKMdiTikTok Trending di Twitter
59 menit lalu -
Tidak Hati-hati dalam Menggunakan Istilah Psikologis Bisa Mengganggu Komunikasi
52 menit lalu -
Tragis! Perempuan Cantik Tewas Dibunuh di Dekat Lobi Mal Central Park
27 menit lalu -
Inter Milan Menang 5 Laga Beruntun, Juara Liga Italia 2023-2024?
42 menit lalu -
Hendak Berangkat Sekolah, Pelajar di Bengkalis Tewas dalam Kecelakaan Beruntun
47 menit lalu -
LIB Rilis EPA Liga 1 2023-2024, Bali United Youth Tergabung Grup Neraka, Ini Jadwalnya
32 menit lalu -
Gibran: E-Commerce dan Media Sosial Harus Terpisah Biar Fair
36 menit lalu -
Ini Kata Gibran soal Aturan Social Commerce
29 menit lalu -
Anggota DPR Menyoroti Penggunaan QRIS Sebagai Pembayaran Judi Online
42 menit lalu -
Marcos Sorato Tegaskan Target Timnas Futsal Indonesia di Kualifikasi Piala Asia Futsal 2024: Kami Ingin Lolos!
36 menit lalu
Tak Bertanggung Jawab di Blok Masela, Menteri ESDM Marah Besar ke Shell
JAKARTA - Menteri ESDM Arifin Tasrif menilai Shell tidak bertanggung jawab dalam proses negosiasi pelepasan hak partisipasi atau participating interest (PI) Blok Masela sebesar 35% ke PT Pertamina (Persero) yang hingga sekarang belum selesai.
Pemerintah pun kembali meninjau rencana pengembangan atau Plant of Development (POD) Blok Masela. Pasalnya, lambatnya proses ini semakin merugikan Indonesia.
"Ya kan kalau dalam 5 tahun tidak dilaksanakan apa-apa kita akan tinjau kembali termasuk kemungkinan untuk itu (kembali menjadi milik negara). Ini kan sudah berapa tahun itu sejak 2019 sampai 2023 sudah 4 tahun. Makanya kita sudah mengingatkan nih, juga sekarang ini yang merasa dirugikan ya Indonesia. Nah kita tidak mau hal ini terjadi," terang Arifin ketika ditemui di Kantornya, Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/5/2023).
Di sisi lain, hingga saat ini hanya Inpex yang masih memiliki kesungguhan untuk tetap mengelola harta karun yang terletak di Maluku tersebut.
"Inpex ada kesungguhannya, tapi tidak tahu Shell ini sudah mundur tidak bertanggung jawab. Kalau mau mundur dari dulu saja sebelum POD," tegasnya.
Dikatakan Arifin, apabila hingga 2024 negosiasi ini tak kunjung selesai, maka pemerintah membuka opsi untuk melakukan lelang ulang proyek minyak dan ags (migas) jumbo tersebut, termasuk hak partisipasi sebesar 65 persen yang dimiliki oleh Inpex Corporation Ltd, perusahaan asal Jepang.
"(Sampai sekarang) Inpex masih full komitmen, tapi kan sudah 4 tahun. Bayangkan saja sejak 2019 kita kasih POD 1 yang membantu keekonomian Masela ini, 2020 tiba-tiba Shell mundur. Dari mundur itu sampai sekarang tidak ada kejelasana. Kalau mau mundur dari dulu saja sebelum POD," jelas Arifin.