-
Tim Medis Mengevakuasi Pasien Pakai Helikopter dari Kapal Perang TNI AL, Mohon Doanya
57 menit lalu -
Terbukti Money Laundering, Mantan Kepala Bank Vatikan Dipenjara 9 Tahun
45 menit lalu -
Ibu Hamil Dapat BLT Rp3 Juta dan Lansia Rp2,4 Juta, Ini 6 Faktanya
38 menit lalu -
Andrea Pirlo Tegaskan Juventus Tak Butuh Striker Baru
23 menit lalu -
Live Streaming Indosiar FTV Pintu Berkah: Ketegaran Ibu Penjual Tisu, Tayang Senin 25 Januari 2021 Pukul 07.30 WIB
52 menit lalu -
Zinedine Zidane Diyakini Jadi Suksesor Deschamps di Prancis
37 menit lalu -
Efek Mohamed Salah di Liverpool: Jumlah Jemaah Masjid di Inggris Bertambah
18 menit lalu -
Nostalgia Adeng Hudaya: Dari Cikajang Ke Bandung Niat Kuliah, Malah Sukses Jadi Kapten Persib
52 menit lalu -
Top 3: GeNose, Alat Deteksi Covid-19 dalam 50 Detik Seharga Rp 20 Ribu
37 menit lalu -
Bantu Perangi Covid-19, UEA Apresiasi Komunitas Non-Muslim
27 menit lalu -
172.901 Nakes di 34 Provinsi Sudah Mengakses Vaksinasi COVID-19
37 menit lalu -
Paru-Paru Popcorn, Istilah untuk Penyempitan Saluran Napas
37 menit lalu
Tak Bisa Hadiri Munas ke-X MUI, Din Syamsuddin Menyesal

JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin tidak dapat menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) MUI ke-X di Hotel Sultan, Jakarta, pada 25-27 November 2020. Ia memohon maaf atas hal itu.
"Dengan menyesal dan memohon maaf, karena alasan tertentu, saya tidak dapat menghadiri Munas," ucap Din melalui keterangan tertulisnya kepada MNC Media, Selasa (24/11/2020) malam.
Din mengucapkan selamat bermusyawarah kepada peserta Munas MUI. Ia berharap agar forum tersebut berjalan lancar, sukses, bermarwah dan bermartabat.
Ia berpesan kepada Dewan Pimpinan MUI agar memastikan Munas berlangsung sesuai Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga.
"Pelanggaran terhadap kedua rujukan dasar tersebut akan mengurangi keabsahan hasil Munas dan mencederai marwah organisasi," jelasnya.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu juga berharap agar Munas dapat menghasilkan kepengurusan yang memantapkan fungsi MUI sebagai Khadimul Ummah wa Shodiqul Hukumah, yakni pelayan umat dan mitra kritis pemerintah.
MUI, kata Din, harus mengukuhkan posisi sebagai mitra kritis pemerintah, dengan tidak segan dan sungkan membela jika pemerintah benar dan mengoreksi jika ia salah.
"Elan vital sebagai gerakan Amar Ma'ruf Nahyi Munkar harus tetap ditegakkan. MUI perlu dipimpin oleh ulama yang berintegritas dan beristiqamah memperdulikan nasib umat Islam," ucap dia.
Baca Juga : Tokoh Nasional 'Turun Gunung' di Pilkada Surabaya 2020
Baca Juga : Ketua KPK Klarifikasi Buku yang Dibaca Berjudul 'Why Nations Fail' Terbitan 2012
Lebih lanjut, Din berharap MUI semakin memantapkan diri sebagai wadah musyawarah ulama, zuama, dan cendikiawan Muslim, dengan menjadi tenda besar bagi seluruh organisasi dan lembaga umat Islam.
"Tiadalah baik jika MUI dikuasai oleh satu-dua organisasi. Maka kepemimpinan MUI masa depan perlu mengakomodasi segenap potensi umat Islam," tutupnya.