-
Transaksi Tol Nirsentuh Dipastikan akan Dilakukan Akhir 2022
35 menit lalu -
Pulih dari Cedera, Indonesia Masters 2022 Jadi Saksi Comeback Marcus Fernaldi Gideon
51 menit lalu -
SEA Games 2021: Link Live Streaming Timnas Basket Indonesia vs Singapura
56 menit lalu -
Timnas Mobile Legends Indonesia Raih Perak di SEA Games 2021
24 menit lalu -
Ong Kim Swee Angkat Topi untuk Timnas U-23 Malaysia
53 menit lalu -
Potret Rumah Sakit Milik Konglomerat Indonesia yang Serba Mewah. Apakah Terjangkau bagi Semua?
49 menit lalu -
Kantongi USD 600 Juta dari ADB, PLN Dapat Penjaminan dari Pemerintah dan PT PII
56 menit lalu -
Massa Demo Buruh Besok, Polda Metro Pastikan Kekuatan Pengamanan Lebih Besar
56 menit lalu -
Iqlima Kim Merasa Jadi Korban Pelecehan, Hotman Paris: Maret, Kamu Elus-Elus Tubuhku
37 menit lalu -
Prediksi: Vietnam vs Thailand
21 menit lalu -
Penerapan MLFF Disarankan tak Langsung Menyasar Kendaraan Pribadi
27 menit lalu -
Agung Podomoro Land Catatkan Kinerja Positif Kuartal I 2022
18 menit lalu
Tak Perlu ke Dokter, Kini Pantau Gula Darah Bisa Dilakukan Lewat Aplikasi

EDUKASI melakukan Pemantauan Gula Darah Mandiri (PGDM) pada diabetesi sangat diperlukan untuk memantau kesehatannya. Di masa pandemi, tak perlu lagi ke klinik untuk bertemu dokter, karena sudah banyak aplikasi kesehatan yang membantu.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2018, prevalensi diabetes di Indonesia bertambah dari 6,9% pada 2013 menjadi 10,9% pada 2018. Maka dari itu, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran para diabetesi melakukan PGDM.
Ketua Perkumpulan Edukator Diabetes Indonesia (PEDI) Dr. dr. Aris Wibudi, Sp.PD-KEMD, menggencarkan edukasi tentang diabetes kepada masyarakat. Dia juga mendukung para diabetesi melakukan PGDM.
"Edukasi mengelola diabetesnya untuk diabetesi diperlukan, salah satunya bisa menggunakan aplikasi sesuai dengan anjuran dokter," kata dr Aris di sela acara pemberian sertifikasi ISO 2700 Teman Diabetes.
Melalui aplikasi, pemantauan diabetes bisa memudahkan dokter maupun pasien. Karena selama ini banyak pasien merasa kesulitan karena minimnya edukator.
"Pasien harus mengubah persepsi. Mereka harus tahun manfaat PGDM jika dilakukan rutin dan memperbaiki pola diet mereka," tambahnya.