-
In Picture: Virus Mutasi Bisa Infeksi Pasien Sembuh dan Penerima Vaksin?
59 menit lalu -
Sharp Mau Jual 3.000 Unit Aquos Sense4 Plus Per Bulan di Kondisi Pandemi
56 menit lalu -
Hingga 2020, Kementerian ESDM Bangun Lebih Dari 3 Ribu Sumur Bor Air Bersih
57 menit lalu -
Studi: Tes Antibodi 5 Hari Bisa Gantikan 2 Pekan Isolasi
54 menit lalu -
Komisi IX DPR Minta Pemerintah Tambah Kategori Daerah Terapkan PPKM
58 menit lalu -
PSIS Menyambut Shopee Liga 1 Musim Baru dengan Penuh Harapan
57 menit lalu -
Sinopsis Sinetron SCTV Dari Jendela SMP: Lukman Minta Maaf pada Linda karena Tak Jujur, Episode Kamis 21 Januari 2021
56 menit lalu -
Ketahanan Sistem Keuangan Terjaga di Tengah Pandemi, Ini Indikatornya
26 menit lalu -
Android 12 Bakal Miliki Fitur Berbagi Password Wi-Fi
29 menit lalu -
Pemerintah Siapkan Regulasi Vaksin Mandiri, Karyawan Bisa Dapat Gratis
22 menit lalu -
LG akan Hengkang dari Bisnis Smartphone?
50 menit lalu -
Harga Naik, Cabe Tak Pengaruhi Inflasi
54 menit lalu
Tengku Zulkarnain, dkk Kepental dari Pengurus MUI, DPR: MUI Bukan Organisasi Politik!

Wakil Ketua (Waka) Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily menanggapi tak masuknya beberapa tokoh yang dinilai kritis terhadap pemerintah, seperti Din Syamsuddin, Tengku Zulkarnain, Yusuf Martak, dan Bachtiar Nasir, dalam susunan kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025. Keempat pengurus MUI periode lama tersebut selama ini memang kerap mengkritik keras kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Ace, MUI memang bukanlah organisasi politik. "Tidak masuknya nama-nama yang kritis dalam kepengurusan MUI terhadap pemerintahan Jokowi, MUI bukan organisasi politik," ujar politikus Partai Golkar tersebut saat dihubungi, Jumat (27/11).
Baca Juga: Tengku Zulkarnain Out dari Pengurus MUI, PA 212 Bongkar Fakta: Gara-Gara....
Menurut Ace, MUI adalah organisasi yang bertujuan untuk memikirkan kemaslahatan umat. Bukan tempat untuk membahas kepentingan politik tertentu. "MUI yang kini dipimpin oleh Romo Kyai Miftahul Akhyar, Rois Aam Syuriah PBNU, akan membawa MUI sebagai mitra yang konstruktif dan memberikan masukan-masukan berharga bagi pemerintah," ujar Ace.
Dia berharap, MUI dengan kepengurusan yang baru ini menjadi wadah bagi para ulama, kyai, cendikiawan, dan tokoh Muslim. Untuk berkiprah sebagai khadimul ummah atau pelayan umat dalam bidang keagamaan. "MUI terus mengedepankan washatiyatul Islam atau Islam moderat. Islam yang rahmah dan ramah, bukan yang marah," ujar Ace.
Musyawarah Nasional (Munas) X MUI menetapkan KH Miftachul Akhyar selaku Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, sebagai Ketua Umum MUI periode 2020-2025 menggantikan Prof KH Maruf Amin, yang menjadi Wakil Presiden RI periode 2019-2024.
Posisi Sekretaris Jenderal MUI ditempati Dr Amirsyah Tambunan. Sedangkan Ketua Dewan Pertimbangan dijabat KH Maruf Amin. Munas juga menetapkan sejumlah nama untuk menduduki tiga Wakil Ketua Umum, yaitu Buya Anwar Abbas (Muhammadiyah), KH Marsyudi Suhud (NU), dan Buya Basri Bermanda (Persatuan Tarbiyah Islamiyah).
Penulis: Redaksi
Editor: Fajria Anindya Utami
Foto: IG @tengkuzulkarnain.id