-
Manchester United akan Kalahkan Liverpool dengan Segala Cara
47 menit lalu -
Ganjar Pranowo Ikut Menikmati Hasil Mitos Pohon Angker dan Perdes
44 menit lalu -
Febri Hariyadi Tak Mau Banyak Komentar Usai Gagal Gabung Sabah FC
26 menit lalu -
Sehari Tambah 11.287 Positif Covid-19
45 menit lalu -
Doni Monardo Dukung Adanya Swab Antigen di Pengungsian
51 menit lalu -
Beberapa Jenis Makanan Ini Diyakini Bisa Menaikan Libido, Ingin Mencoba?
46 menit lalu -
Pengendara Motor Tewas Tertabrak Mobil di Pluit Jakut
41 menit lalu -
Gubernur Sulbar Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Selama 14 Hari
51 menit lalu -
Disebut Menyulitkan, Pengusaha Hotel dan Restoran Minta Pemerintah Tak Wajibkan Sertifkat Laik Fungsi
46 menit lalu -
Lihat Detik-Detik Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Mengukir Rekor Fantastis
39 menit lalu -
Update: Sebanyak 29 Korban Meninggal dan 11 Orang Hilang Pasca Longsor Sumedang
29 menit lalu -
KKP Siapkan Sertifikasi Tepung Ikan Lokal, Ini Alasannya
34 menit lalu
Terlalu, Anak Gadis 13 Tahun Dipaksa Menikah Dengan Lelaki 48 Tahun

FILIPINA - Seorang anak berusia 13 tahun dipaksa menikah dengan pria berusia 48 tahun di Filipina.
Melalui foto-foto yang beredar dan mendadak viral, terlihat sang pria menggendong remaja di kota Mamasapano di provinsi Maguindanao pada 22 Oktober lalu.
Di foto yang lain, terlihat sang mempelai wanita mencium pipi gadis muda itu. Adapun sang anak di bawah umur yang menjadi mempelai wanita, dilaporkan menjadi istri kelima Abdulrzak Ampatuan.
Abdulrzak diketahui tidak menunjukkan penyesalan karena menikahi seorang anak. "Saya senang telah menemukannya dan menghabiskan hari-hari saya dengannya merawat anak-anak saya," terangnya, dikutip Mirror.
Pengantin pria yang bekerja sebagai petani ini berencana memiliki anak dengan istri mudanya itu ketika sang istri berusia 20 tahun kelak. Dia menambahkan dia akan mengirim sang istri ke sekolah sehingga dia bisa belajar sambil menunggu dia siap memiliki anak.
Di beberapa bagian Filipina, terutama di wilayah Mindanao yang mayoritas penduduknya Muslim, anak di bawah umur diperbolehkan menikah selama dia sudah masuk pubertas yang ditandai dengan menstruasi.
Badan Anak - Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menunjukkan data bahwa negara ini memiliki jumlah pengantin anak tertinggi ke-12 di dunia yakni 726.000 anak.
Sementara itu, Kelompok kampanye Girls Not Brides yang berbasis di London menentang keras hal ini. Dia mengatakan pernikahan anak melanggar hak anak perempuan atas kesehatan, pendidikan dan kesempatan.
"Pernikahan anak adalah pelanggaran hak asasi manusia yang harus kita akhiri untuk mencapai masa depan yang lebih baik untuk semua," terangnya.