-
Cristiano Ronaldo Selingkuh, Georgina Rodriguez Pose Menggoda Bareng Pria Lain
44 menit lalu -
Live Streaming Wycombe vs Tottenham Hotspur Bisa Ditonton di RCTI+
52 menit lalu -
Georgina Rodriguez Terancam, Dua Perempuan Italia Ini Bisa Rebut Hati Cristiano Ronaldo
53 menit lalu -
Bisikan Edinson Cavani Buat Bruno Fernandes Sukses Jebol Gawang Liverpool
43 menit lalu -
Ini Saran ID Agar Saat Vaksinasi Covid-19 Antibodi Terbentuk
26 menit lalu -
Pesan Tegas dan Simpati Jenderal Andika: Ini Misi Kemanusiaan, Sama Berjasanya
26 menit lalu -
Bersaing di Tengah Pandemi, Dubes RI untuk Jepang Dorong WNI Mampu Berinovasi
47 menit lalu -
Nostalgia Hari Ini: Awal Cerita Manis Nemanja Vidic di Manchester United
39 menit lalu -
Swasta Minta Akses Vaksin Mandiri, Ini Kata Epidemiolog
41 menit lalu -
Sebelum Putuskan Vakum, Dovizioso Nyaris Gabung KTM untuk MotoGP 2021
41 menit lalu -
Pertama dalam Sejarah, Investor Asing Lebih Pilih China Dibandingkan Amerika Serikat
35 menit lalu -
Wapres Sayangkan Potensi Wakaf Rp180 Triliun per Tahun Belum Dimanfaatkan
24 menit lalu
Thomas Bach Kemungkinan Besar Terpilih Lagi sebagai Presiden IOC

LAUSANNE - Thomas Bach dilaporkan jadi satu-satunya calon yang akan maju untuk menjabat Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC). Menurut AFP, hal itu membuat Bach akan terpilih sebagai Presiden IOC untuk kedua kalinya dalam IOC session di Athena pada Maret 2021.
Bach terpilih untuk memangku jabatan Presiden IOC selama delapan tahun pada September 2013. Dia menggantikan presiden sebelumnya, Jacques Rogge, asal Belgia.
Jika terpilih kembali, Bach akan mengisi posisi orang nomor satu IOC hingga 2025 atau setahun setelah penyelenggaraan Olimpiade Paris. Sekadar informasi, seseorang hanya diperbolehkan menjabat Presiden IOC selama dua periode. Periode pertama berdurasi delapan tahun, sedangkan berikutnya hanya empat tahun saja.
Mantan atlet yang memenangi medali emas cabang anggar untuk Jerman Barat pada Olimpiade 1976 itu terpilih sebagai anggota IOC pada usia 37 tahun. Dia memainkan peran yang cukup berpengaruh di dalam organisasi, terutama sebagai anggota Komisi Atlet sebelum terpilih sebagai presiden kesembilan IOC.
Di bawah kepemimpinannya, Bach dihadapkan dengan beberapa tantangan politik terutama saat mengawasi Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014 dan Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Kedua ajang tersebut dianggap sebagai pergelaran yang paling bermasalah dalam beberapa tahun terakhir pelaksanaan Olimpiade.
Selain itu, ia juga menjadi kunci dalam penemuan kasus pelanggaran doping Rusia yang kini masih berlangsung. Bach juga mendapat kecaman karena mengaktifkan kembali Komite Olimpiade Nasional Rusia, meski Moskow telah dengan sengaja memanipulasi program antidoping yang disponsori negara. Akibatnya, IOC melarang Rusia bertanding di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.
BACA JUGA: IOC Hukum Dua Lifter Peraih Medali Olimpiade 2012
Meski begitu, Bach pantas mendapat pengakuan karena kebijakan terbarunya soal reformasi pemangkasan biaya dalam Olimpiade Tokyo 2020. IOC bisa dibilang menghadapi tantangan terbesarnya selama masa jabatan Thomas Bach, terutama dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19 yang berakibat pada penangguhan Olimpiade Tokyo, yang menandai pertama kalinya perayaan olahraga terbesar sejagad itu ditunda sejak Perang Dunia II.