-
Prediksi: Inter Milan vs Cagliari
57 menit lalu -
Cristiano Ronaldo Dapat Kode dari Georgina Rodriguez untuk Tambah Anak
44 menit lalu -
Myanmar Security Forces Kill More Than 80 Anti-Coup Protesters, Reports Say
52 menit lalu -
7 Tempat yang Rawan Picu Perselingkuhan, Nomor 6 Bikin Kaget
48 menit lalu -
Update Gempa Malang, 16 BPBD Kabupaten/Kota Se-Jatim Laporkan Dampak Kerusakan
44 menit lalu -
Zlatan Ibrahimovic Kartu Merah, AC Milan Bungkam Parma 3-1
20 menit lalu -
Pemuda Persis Gelar Muktamar XIII di Bandung
24 menit lalu -
Parma vs AC Milan: Ibrahimovic Kartu Merah, I Rossoneri Menang
22 menit lalu -
Guru di Papua Ditembak Mati KKB, PGRI Keluarkan 5 Pernyataan Sikap
55 menit lalu -
Quartararo ke Marc Marquez: Jangan Terlalu Cepat Ya di Portugal!
29 menit lalu -
Sandiaga Sebut Industri Kreatif Terus Digeber di Masa Krisis
28 menit lalu -
Upaya Antisipatif Hindari Dampak Cuaca Ekstrem Siklon Tropis
22 menit lalu
Twitter Luncurkan Fitur Baru Super Follow

JAKARTA -- Twitter akan meluncurkan fitur dan produk baru untuk menyegarkan bisnis setelah bertahun-tahun mengalami stagnasi. Fitur baru bertujuan untuk menggandakan pendapatan tahunannya pada 2023.
"Mengapa kita tidak memulai dengan mengapa orang tidak mempercayai kami," kata Kepala Eksekutif Jack Dorsey, pada awal presentasi virtual dengan investor, Reuters melaporkan, dikutip Sabtu (27/2).
"Itu datang dengan tiga kritik: kami lambat, kami tidak inovatif, dan kami tidak dipercaya," dia menambahkan. Perusahaan media sosial itu menguraikan rencananya, termasuk opsi langganan berbayar untuk beberapa akun "super follow," dalam upaya mencapai pendapatan tahunan setidaknya 7,5 miliar dolar AS dan 315 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi (mDAU), atau mereka yang melihat iklan, pada akhir 2023.
Juru bicara Twitter mengatakan fitur "super follow" memungkinkan pengguna mengenakan biaya kepada pengikut atau followers mereka untuk akses ke konten eksklusif. Fitur itu akan diluncurkan tahun ini.
Twitter, yang biasanya digunakan untuk menyiarkan pesan singkat ke khalayak luas, juga berupaya membangun lebih banyak cara bagi orang untuk melakukan percakapan. Salah satunya adalah dengan fitur "Spaces".
Fitur tersebut berguna untuk diskusi audio secara langsung, yang sedang diuji dengan sekitar 1.000 pengguna. Twitter juga akan memungkinkan orang berbagi konten dalam format yang lebih panjang menggunakan Revue, layanan penerbitan buletin yang diakuisisi Twitter bulan lalu.
Platform media sosial itu juga mempertimbangkan untuk memungkinkan adanya komunitas yang dibuat untuk kepentingan tertentu. Kepala Produk Konsumen Twitter, Kayvon Beykpour, mengatakan pembuat konten akan dapat menyesuaikan komunitas, termasuk menetapkan dan menegakkan norma sosial di luar aturan Twitter.
Pada acara virtual tersebut, Kepala Kebijakan Twitter, Vijaya Gadde, juga menegaskan kembali dukungan perusahaan untuk internet terbuka. Dorsey mengatakan setiap perubahan pada Bagian 230, undang-undang AS yang melindungi perusahaan online dari tanggung jawab atas konten yang diposting oleh pengguna, harus dilakukan dengan hati-hati.
Secara internasional, Twitter menghadapi tantangan di India, pasar yang berkembang pesat dengan rencana untuk mewajibkan perusahaan media sosial menghapus konten tertentu dan berkoordinasi dengan penegak hukum. Twitter sebelumnya menolak untuk menghapus konten yang terkait dengan protes petani di India.
- Pendapatan Twitter pada 2020 Tumbuh 28 Persen
- Bos Twitter Sumbangkan Rp 211,8 M Bantu Pengganguran AS
- Hadiri Sidang Senat dengan Jenggot, CEO Twitter Viral
- Dituntut Pengguna, TikTok Setuju Bayar Denda Rp1,3 Triliun
- Klopp: Finish Empat Besar Jadi Pencapaian Besar Liverpool