-
Liga 1 Bakal Bergulir di Tengah Pandemi, Klub Lebih Khawatir soal Subsidi
58 menit lalu -
Perburuan Scudetto Semakin Ketat, Juventus Tak Boleh Tersandung Bologna
32 menit lalu -
Turis Rusia yang Ceburkan Sepeda Motor di Bali Dideportasi
54 menit lalu -
Demi Bantu Kawan, Syekh Ali Jaber Rela Utang Sana-sini
32 menit lalu -
Pemain Free Fire Wajib Tahu Dengan Aplikasi ini
48 menit lalu -
Gajah Obrak-abrik Kebun dan Rumah, Warga Masih Trauma
44 menit lalu -
Sektor Usaha yang Boleh Beroperasi 100% saat PPKM, dari Hotel hingga Logistik
39 menit lalu -
Sergino Dest Didekati Bayern Munich, tapi Hatinya Pilih Barcelona
46 menit lalu -
Hasil NBA : Warriors Babak Belur, Curry Pecahkan Rekor Reggie Miller
59 menit lalu -
Untuk Kesehatan, Pilih Kuku Panjang atau Pendek?
39 menit lalu -
Boaz Solossa Harap Marinus Wanewar Jadi Suksesornya di Persipura
49 menit lalu -
Elon Musk akan Beri Rp 1,4 T di Teknologi Penangkap Karbon
21 menit lalu
0
Ujian Keaksaraan Diikuti 1.409 Warga Belajar

Ujian terakhir digelar di Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, Rabu (6/11). Ujian inii untuk mengetahui kemampuan warga belajar tentang calistung (membaca, menulis, dan menghitung). Mereka yang lulus berhak atas sertifikat SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara).
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika mengatakan, program keaksaraan terbagi di empat kecamatan. Semuanya telah menjalani ujian. Warga belajar di Kecamatan Bebandem mengikuti ujian pada Jumat (1/11). Di Kecamatan Selat pada Senin (4/11), Kecamatan Rendang, Selasa (5/11), dan terakhir Kecamatan Abang. Dikatakan, sebanyak 1.409 warga belajar mengikuti pelajaran di bale banjar dengan melibatkan 119 tutor.
Semula menargetkan sebanyak 1.500 warga belajar. Namun jumlah tutor yang tersedia tidak mencukupi, sehingga keikutsertaan warga belajar berkurang. Tutor yang direkrut berasal dari guru-guru SD dan pengawas SD setempat. Tujuannya mendekatkan tutor mengajar di wilayah tempat tinggalnya. Kegiatan belajar ada yang pinjam tempat di sekolah, bale banjar, atau di rumah warga yang mampu menampung sekitar 10-15 orang. Satu tempat dibina satu tutor.
Program keaksaraan di tahun 2019 di empat kecamatan terbagi untuk kelompok usia 15-24 tahun, 25-44 tahun, dan 45-59 tahun. Peserta warga belajar di Kecamatan Bebandem sebanyak 617 orang, Kecamatan Abang 204 warga belajar, Kecamatan Selat 98 warga belajar, dan Kecamatan Rendang sebanyak 490 warga belajar. Paling banyak menyasar delapan desa di Kecamatan Bebandem. Disusul di Kecamatan Rendang sebanyak 490 warga belajar. "Program keaksaraan ini tujuannya untuk mengentaskan buta aksara, setiap tahun ada program itu. Warga diharapkan bisa membaca, menulis, dan menghitung. Bagi yang usianya masih muda setelah tamat, bisa melanjutkan langsung diterima di paket A setara SD, diterima di kelas IV," jelas Gusti Ngurah Kartika.
Diingatkan, mereka yang putus sekolah jangan khawatir. Masih ada harapan menatap masa depan dengan program keaksaraan. Setelah tamat keaksaraan bisa ke paket A kelas IV, berlanjut ke paket B setara SMP, dan kejar paket C setara SMA, kemudian tamat bisa kuliah. Setelah mampu menuntaskan 1.409 warga belajar di tahun 2019, maka buta aksara di Karangasem berkurang. Sebelumnya di tahun 2018 sebanyak 14.498 jiwa, tahun ini menjadi 13.089 jiwa. *k16
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika mengatakan, program keaksaraan terbagi di empat kecamatan. Semuanya telah menjalani ujian. Warga belajar di Kecamatan Bebandem mengikuti ujian pada Jumat (1/11). Di Kecamatan Selat pada Senin (4/11), Kecamatan Rendang, Selasa (5/11), dan terakhir Kecamatan Abang. Dikatakan, sebanyak 1.409 warga belajar mengikuti pelajaran di bale banjar dengan melibatkan 119 tutor.
Semula menargetkan sebanyak 1.500 warga belajar. Namun jumlah tutor yang tersedia tidak mencukupi, sehingga keikutsertaan warga belajar berkurang. Tutor yang direkrut berasal dari guru-guru SD dan pengawas SD setempat. Tujuannya mendekatkan tutor mengajar di wilayah tempat tinggalnya. Kegiatan belajar ada yang pinjam tempat di sekolah, bale banjar, atau di rumah warga yang mampu menampung sekitar 10-15 orang. Satu tempat dibina satu tutor.
Program keaksaraan di tahun 2019 di empat kecamatan terbagi untuk kelompok usia 15-24 tahun, 25-44 tahun, dan 45-59 tahun. Peserta warga belajar di Kecamatan Bebandem sebanyak 617 orang, Kecamatan Abang 204 warga belajar, Kecamatan Selat 98 warga belajar, dan Kecamatan Rendang sebanyak 490 warga belajar. Paling banyak menyasar delapan desa di Kecamatan Bebandem. Disusul di Kecamatan Rendang sebanyak 490 warga belajar. "Program keaksaraan ini tujuannya untuk mengentaskan buta aksara, setiap tahun ada program itu. Warga diharapkan bisa membaca, menulis, dan menghitung. Bagi yang usianya masih muda setelah tamat, bisa melanjutkan langsung diterima di paket A setara SD, diterima di kelas IV," jelas Gusti Ngurah Kartika.
Diingatkan, mereka yang putus sekolah jangan khawatir. Masih ada harapan menatap masa depan dengan program keaksaraan. Setelah tamat keaksaraan bisa ke paket A kelas IV, berlanjut ke paket B setara SMP, dan kejar paket C setara SMA, kemudian tamat bisa kuliah. Setelah mampu menuntaskan 1.409 warga belajar di tahun 2019, maka buta aksara di Karangasem berkurang. Sebelumnya di tahun 2018 sebanyak 14.498 jiwa, tahun ini menjadi 13.089 jiwa. *k16
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali