-
Kepribadian Kuat Georgina Rodriguez Terbentuk Berkat Tari Balet
58 menit lalu -
BNPB: Belum Ada Laporan Dampak Gempa Susulan di Majene Sulbar Sabtu Pagi
46 menit lalu -
Israel Siapkan Jurus Dewa Mabuk, Sasarannya Nuklir Iran
54 menit lalu -
TNI AU Kerahkan Alutsista Bantu Korban Banjir Kalsel
47 menit lalu -
FOTO: Lazio Bantai AS Roma di Derby della Capitale
49 menit lalu -
Liverpool vs Man United: Sir Alex Ferguson Mengaku Inginkan Jordan Henderson
35 menit lalu -
Ini Sederet Barang Permintaan Kalina Ocktaranny kepada Vicky Prasetyo untuk Lamaran
54 menit lalu -
Harga Emas Antam Anjlok Rp 8.000 per Gram pada 16 Januari 2021, Simak Rinciannya
48 menit lalu -
Kesal Kepalanya Akan Dipecahkan, Pria Ini Bacok Muka Tetangga
58 menit lalu -
Amanda Manopo Dijodoh-jodohkan dengan Arya Saloka, Begini Tanggapan Billy Syahputra
42 menit lalu -
Kemenkes Sebut Mutasi Covid-19 Belum Ditemukan di Indonesia
10 menit lalu -
Respons Xiaomi Setelah Masuk Daftar Hitam Pemerintah AS
22 menit lalu
Utang Indonesia Membengkak saat Pandemi, Sri Mulyani: Luar Biasa

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan terkait membengkaknya utang pemerintah. Utang sering menjadi sorotan masyarakat apalagi di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Sri Mulyani, penyebab utama utang pemerintah bengkak atau rasio utang pemerintah meningkat begitu drastis di tahun ini karena adanya pandemi covid-19. Pandemi membuat anggaran untuk pembiayaan Covid-19 meningkat.
Baca Juga: Menko Luhut Tolak Tawaran Utang dari Bank Dunia
Meski pandemi, program pemerintah yang sudah direncanakan tetap jalan. Tentu pemerintah juga melindungi masyarakat yang terdampak Covid lewat berbagai macam insentif yang digelontorkan.
Sebagai gambaran, hingga akhir September 2020, total utang pemerintah mencapai Rp5.756,87 triliun. Dengan angka tersebut maka rasio utang pemerintah sebesar 36,41% terhadap PDB. Adapun, total utang pemerintah itu terdiri dari pinjaman sebesar Rp864,29 triliun dan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 4.892,57 triliun.
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp5.759 Triliun, Ini Rinciannya
"Tahun 2020 ini kita perkirakan APBN defisit 6,34%, kenaikan luar biasa besar dalam rangka untuk menolong perekonomian, menangani Covid, dan bantu masyarakat," ujarnya dalam acara konferensi pers virtual, Kamis (19/11/2020).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia menambahkan, dengan membengkaknya utang, maka defisit APBN meningkat drastis hingha berada dikisaran Rp1.039,2 triliun atau meningkat 6,34%. Meningkatnya defisit APBN ini juga dilakukan pemerintah guna memenuhi kebutuhan anggaran belanja negara yang meningkat menjadi Rp 2.739,16 triliun.
"Dengan seiring penggunaan fiskal untuk countercyclical, maka defisit APBN di banyak negara atau semua negara alami kenaikan. Ini kemudian sebabkan rasio utang terhadap PDB meningkat," jelasnya.