-
Ada Masalah, tapi PSSI Pastikan Timnas Indonesia Lawan Curacao di FIFA Matchday September 2022
46 menit lalu -
Singgung Soal Harga Diri, Ganjar Pranowo: Dosa Besar Jika Hanya Diam Saja
57 menit lalu -
Bukan Fabio Quartararo, Maverick Vinales Sebut Aleix Espargaro yang Akan Juara MotoGP 2022
34 menit lalu -
Liverpool Imbang, Taktik Ultra Defensif Crystal Palace Bikin Jurgen Klopp Puyeng
39 menit lalu -
Pengamat: PDIP Hampir Mustahil Bertarung Sendirian di Pilpres 2024
47 menit lalu -
Bela Karyawan Melawan Pengutil Cokelat, Alfamart Tunjuk Hotman Paris Jadi Kuasa Hukum
35 menit lalu -
Nathalie Holscher Makin Dekat dengan Frans Faisal, Ini Buktinya
52 menit lalu -
Bansos Rp18 Triliun Cair Jika Harga BBM Naik
44 menit lalu -
Kisah Bangsa Maya yang Memeluk Agama Islam Setelah Dibawa Komunitas Murabitun
54 menit lalu -
Lagi Khusyuk Berzikir, Marsudi Mengalami Kejadian Tak Diinginkan, Ya Allah
50 menit lalu -
Layanan SIM Keliling di Bandar Lampung Selasa 16 Agustus 2022, Dibuka dari Pagi Hingga Siang
25 menit lalu -
Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Waspadai Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang
36 menit lalu
Utang Luar Negeri Turun, Sinyal Ekonomi Membaik?

JAKARTA - Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan. Posisi ULN Indonesia pada April 2022 turun menjadi USD409,5 miliar dari sebelumnya USD412,1 miliar pada Februari.
"Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral)," ungkap Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dilansir dari VOA, Minggu (26/6/2022).
Apakah penurunan utang menjadi sinyal perbaikan ekonomi? Pengamat Ekonomi INDEF Eko Sulityanto menilai penurunan utang yang cukup signfikan ini disebabkan oleh beberapa faktor, terutama adanya utang jatuh tempo yang dibayar oleh pemerintah. Selain itu realisasi defisit fiskal masih terjaga di bawah tiga persen sehingga penyerapan utang cenderung lambat.
"Ketika lambat sepertinya Menkeu tahu bahwa ini pun dipaksakan ditambah anggaran tidak akan bisa menyerap lebih bagus, sehingga Menkeu melakukan upaya untuk mengurangi penarikan SBN global yang lebih banyak. Itu yang membuat utang cenderung turun," ungkap Eko
Selain itu, ujarnya, pembiayaan oleh pemerintah didominasi oleh mata uang rupiah sehingga membantu mengurangi utang luar negeri. Eko melihat bahwa pemerintah cenderung membatasi untuk mengeluarkan global bond.
"Tapi over all menurut saya penurunan ini bagus katakanlah untuk membuat optimisme terutama dalam jangka pendek pada stabilitas nilai tukar rupiah, karena ULN dampak jangka pendek yang dikhawatirkan adalah dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar, kalau saat ini ULN turun itu berarti sebetulnya volatilitasnya harusnya juga kelihatan turun," jelasnya.