-
Mengupas Peluang Duet Ganjar Pranowo dan Prabowo di Pilpres 2024
57 menit lalu -
Breaking News: Timnas Thailand U-24 Tersingkir dari Asian Games 2023 Secara Memalukan!
57 menit lalu -
Alasan Pengusaha Jamu Lebih Pilih Ekspor Barang Mentah Dibanding Produk Jadi
54 menit lalu -
Derma Express: Membawa Kecantikan Lebih Terjangkau ke Bali
41 menit lalu -
Survei Sebut Elektabilitas Bakal Calon Presiden Anies Baswedan Naik Tipis
50 menit lalu -
Ramai Diisukan Bakal Digantikan Xabi Alonso, Carlo Ancelotti Pilih Fokus Tatap Laga Real Madrid vs Las Palmas
55 menit lalu -
Kontribusi Terhadap Pendapatan Negara, SIG Raih Penghargaan di Ajang Prominent Awards 2023
30 menit lalu -
Dijanjikan Kerja, ABG Cantik Ini Dijual Pasutri untuk Open BO Lewat MiChat
29 menit lalu -
Gagalkan Peredaran 55 Ribu Pil Ekstasi di Gunung Sahari, Polisi Tangkap 1 Tersangka
38 menit lalu -
Polisi Peminta Uang Jalan ke Korban Begal di Bandung, Diberikan Sanksi Disiplin!
36 menit lalu -
Dukungan Kemenangan Terus Bergulir Untuk Budiman Damanik, Caleg DPR RI
19 menit lalu -
BREAKING NEWS: Korut Akan Usir Travis King, Tentara AS yang Membelot 2 Bulan Lalu
29 menit lalu
Wapres: RI Fokus Kembangkan Sawit Sebagai Pengganti Bahan Bakar Fosil
JAKARTA - Wakil Presiden Maruf Amin mengungkapkan pemerintah sedang fokus untuk mengembangkan kelapa sawit menjadi bahan baku pengganti bahan bakar fosil yang kian menyusut jumlahnya. Apalagi, Indonesia merupakan penghasil minyak sawit mentah terbesar dan memiliki perkebunan kelapa sawit terluas di dunia.
"Pemerintah mendorong dan membuat program dalam rangka green energy, mengembangkan program biodiesel atau B30, jadi sawit bisa menjadi biodiesel itu antisipasi," ungkap Wapres dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (10/6/2023).
Diketahui, pemerintah melalui unit pelaksana teknis Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Kementerian Pertanian telah berhasil mengembangkan bahan bakar nabati berbahan dasar kelapa sawit, yaitu B100 atau 100 persen biodiesel tanpa campuran bahan bakar fosil.
Di sisi lain, Wapres menyampaikan bahwa industri kelapa sawit Indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Untuk itu, apabila ada kampanye negatif terkait sawit, perlu disajikan data faktual sebagai kontra narasinya.
"Sawit buat kita punya makna yang besar, di produk domestik bruto (PDB) kontribusi signifikan sekitar 3%, memang kita menghadapi kampanye hitam, seolah-olah sawit itu tidak baik dan merusak lingkungan ini yang harus dilawan," kata Wapres mengingatkan.