-
Organda dan Pengusaha Digital Dorong Penggunaan QRIS di Transportasi Publik Jakarta
57 menit lalu -
Belum Ada Bukti Ilmiah BPA Pada Air Galon Kemasan Polikarbonat Pengaruhi Metabolisme Tubuh
51 menit lalu -
Bayi Lak-Laki Baru Lahir Diduga Dibuang, Diletakkan Depan Panti Asuhan Surabaya
47 menit lalu -
European business confidence in China is at an all-time low, report says
55 menit lalu -
Zulhas Sebut Ada Penambahan Jumlah Menteri di Pemerintahan Prabowo
34 menit lalu -
Puan: Segera Berikan Bantuan Kepada Warga Terdampak Kemarau Panjang
44 menit lalu -
Pemkab Bogor Rancang Konsep Besar Pengembangan Geopark Halimun Salak Bersama Akademisi
25 menit lalu -
Disbud Badung Gelar Utsawa Dharmagita 2024
37 menit lalu -
Bali United Bermain Standar Kontra Arema FC, Statistiknya Biasa-biasa Saja, Duh
31 menit lalu -
Polres Blitar Berhentikan Truk Mencurigakan, Sita 6.307 Botol Arak Bali
22 menit lalu -
Tingkatkan Layanan di Jateng, BTN Perluas Jaringan di Lingkungan Kampus
22 menit lalu -
Persib vs PSM: Pangeran Biru Kembali Berbagi Poin, Bojan Hodak Ungkap Penyebabnya
24 menit lalu
Wapres: RI Fokus Kembangkan Sawit Sebagai Pengganti Bahan Bakar Fosil
JAKARTA - Wakil Presiden Maruf Amin mengungkapkan pemerintah sedang fokus untuk mengembangkan kelapa sawit menjadi bahan baku pengganti bahan bakar fosil yang kian menyusut jumlahnya. Apalagi, Indonesia merupakan penghasil minyak sawit mentah terbesar dan memiliki perkebunan kelapa sawit terluas di dunia.
"Pemerintah mendorong dan membuat program dalam rangka green energy, mengembangkan program biodiesel atau B30, jadi sawit bisa menjadi biodiesel itu antisipasi," ungkap Wapres dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (10/6/2023).
Diketahui, pemerintah melalui unit pelaksana teknis Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Kementerian Pertanian telah berhasil mengembangkan bahan bakar nabati berbahan dasar kelapa sawit, yaitu B100 atau 100 persen biodiesel tanpa campuran bahan bakar fosil.
Di sisi lain, Wapres menyampaikan bahwa industri kelapa sawit Indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Untuk itu, apabila ada kampanye negatif terkait sawit, perlu disajikan data faktual sebagai kontra narasinya.
"Sawit buat kita punya makna yang besar, di produk domestik bruto (PDB) kontribusi signifikan sekitar 3%, memang kita menghadapi kampanye hitam, seolah-olah sawit itu tidak baik dan merusak lingkungan ini yang harus dilawan," kata Wapres mengingatkan.