JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan Anggaran APBN akan digunakan untuk meminimalisir dampak gejolak geopolitik yang membuat Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Juni melambat, meski masih di zona ekspansif level 50,2 dari sebelumnya 50,8.Gejolak geopolitik serta perlambatan ekonomi dunia, khususnya di China, mengganggu rantai pasok global dan menghambat laju ekspansi manufaktur Indonesia, yang juga dialami oleh sebagian besar negara di kawasan Asia, termasuk Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam, Thailand, dan Filipina.BACA JUGA:Tax Amnesty Jilid II Ditutup, Sri Mulyani: Tidak Ada Lagi Pengampunan Pajak"Pemerintah akan terus memonitor dinamika dan prospek ekonomi global ke depan serta memitigasi berbagai dampak yang mungkin timbul. Berbagai instrumen yang ada, termasuk APBN, akan dioptimalkan untuk meminimalisasi dampaknya pada perekonomian domestik sehingga momentum pemulihan ekonomi nasional terjaga," kata Febrio dalam